Pidato, Biantara

Metode Dan Contoh Biantara (Pidato) Bahasa Sunda Yang Benar!

×

Metode Dan Contoh Biantara (Pidato) Bahasa Sunda Yang Benar!

Sebarkan artikel ini

Biantara atau pidato yakni, merupakan berbicara didepan orang-orang banyak untuk menyampaikan suatu hal secara jelas. Biantara atau pidato sendiri memiliki bagian-bagian penting didalamnya, seperti meliputi :

  • a. Salam Pembuka
  • b. Kalimat Pembuka
  • c. Bagian Atau Isi
  • d. Kalimat Penutup
  • e. Salam Penutup

 

Advertise By Adsense
Advertise By Adsense

Baca juga: Kumpulan Contoh Pidato Bahasa Sunda Singkat Berbagai Tema

Dari bagian-bagian biantara tersebut, dibawah ini merupakan contoh dari biantara atau pidato yang benar dengan menggunakan bahasa sunda, yang memiliki bagian-bagian yang telah disebutkan diatas, silahkan disimak.

Contoh Biantara (Pidato) Bahasa Sunda Yang Benar
Definisi singkat tentang pengertian biantara atau pidato dan contoh biantara tentang 17 agustus 1945 bahasa sunda
@ image source
(A. Salam pembuka)
 Assalamu’alaikum Wr Wb

(B. Kalimat pembuka)

Puji & syukur urang sanggakeun ka Allah SWT, mudah-mudahan urang salawasna di tangtayungan Mantena, salawat sarta salam mugi ngalir ka Nabi Muhammad SAW, oge ka kulawargana, ka para sahabat tur para muslimn dugi ka ahir zaman.

(C. Bagian atau isi)

Dina waktos ieu simkuring bade ngadugikeun ngeunaan HUT RI dina kaping 17 Agustus 1945. Ayeuna nagara urang mieling kemerdekaan anu ka- (..). Salaku generasi ngora urang kudu ngeusian kemerdekaan ieu ku hal-hal anu positif.

Jaman baheula para pajuang berjuang pikeun kamerdekaan. Urang ayeuna sarua kedah berjuang tapi lain ngalawan Belanda. Urang berjuang mertahankeun kasatuan jeung persatuan bangsa, oge berjuang nyanghareupan kamajuan jaman.

(D. Kalimat panutup)

Sapertosna mung sakitu anu tiasa didugikeun, mudah-mudahan naon-naon anu didugikeun janten manfaat kanggo urang sarerea hususna kanggo simkuring. Hapunten bilih aya kalepatan.

(E. Salam penutup)

Hapunten anu kasuhun, saupami dina biantara ieu aya pisanggem anu kirang merenah, boh basana boh tatakrama. Wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum wr.wb.

Dalam contoh biantara atau pidato tentang hari kemerdekaan 17 agustus 1945 diatas, yang perlu kita perhatikan adalah lafal atau intonasi, tata bahasa, pilihan kata-kata atau diksi. Selain itu, kita juga harus dapat berbica dengan lancar serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam membawakan sebuah biantara.

Metode Dalam Membawakan Biantara Atau Pidato

Metode Dalam Membawakan Biantara Atau Pidato

Apa saja metode-metode biantara (pidato) yang biasa dibawakan pada suatu acara itu? Nah, berikut ini adalah 4 metode biantara atau pidato yang biasanya atau umum digunakan.

1. Metode menghafal

Merupakan sebuah biantara atau pidato yang menyiapkan sebuah materi dengan teliti secara lengkap, dan seterusnya dihafalkan.

2. Metode naskah

Merupakan sebuah biantara atau pidato yang menyiapkan meteri secara lengkap. Kemudian, membacakan naskah biantara tersebut.

3. Metode ekstemporan

Merupakan sebuah biantara atau pidato yang sebelumnya menyiapkan materi, yang kemudian dijadikan sebuah catatan kecil yang isinya hanya pokok-pokok materi untuk disampaikan.

4. Metode impromptu

Merupakan sebuah biantara atau pidato yang tanpa melakukan persiapan. Biasanya diacara dadakan, atau sang pembicara yang tidak bisa hadir.

Nah, ternyata mudah bukan? Yang paling terpenting adalah bagaimana kita harus benar-benar merasa percaya diri saat membawakan biantara ini. Karna sebagus apapun teks bantaranya, namun jika kita tidak merasa percaya diri maka hasilnya akan kurang maksimal!

Demikianlah sedikit definisi singkat tentang biantara atau pidato serta contoh biantara tentang 17 agustus 1945. Semoga dapat bermanfaat dan mohon maaf apabila ada salah kata dalam penulisan artikel diatas.