Gaya Basa, Tata Bahasa

Kecap Rajekan Dwipurwa dan Contoh Kalimatnya Lengkap!

×

Kecap Rajekan Dwipurwa dan Contoh Kalimatnya Lengkap!

Sebarkan artikel ini

Diartikel ini akan dibahas mengenai apa itu kecap rajekan dwipurwa, contoh-contoh katanya, contoh kalimat yang ditambahkan rarangken, serta bagaimana cara membuat kecap rajekan itu sendiri. Kecap rajekan dwipurwa dalam artikel kali ini bertujuan agar kamu dapat menuliskan beberapa contohnya sendiri dengan mudah.

Baca juga: (Dua Jenis Kecap Rajekan Dwilingga: Rajekan Dwireka dan Kecap Rajekan Dwimurni)

Advertise By Adsense
Advertise By Adsense

Apa itu Rajekan Dwipurwa

Kecap rajekan dwipurwa adalah salah satu dari 4 jenis kecap rajekan yang dibentuk oleh dua suku kata yakni “DWI” yang artinya dua dan “PURWA” yang artinya awal atau mimiti. Jadi kecap rajekan dwipurwa adalah kata ulang yang diulang pada bagian suku kata depannya.

“Kecap rajekan dwi purwa kaasup kana rajekan anu dirajek enggangna atawa suku katana.”

Selain diulang pada bagian suku kata depannya, kecap rajekan dwipurwa juga sering ditambahkan dengan imbuhan atau dalam bahasa sundanya disebut dengan rarangken baik di imbuhan depan maupun imbuhan belakangnya, seperti imbuhan -an.

Kecap Rajekan Dwipurwa

Kecap Rajekan Dwipurwa dan Contoh Kalimatnya Lengkap

A. Contoh Kecap Rajekan Dwipurwa Tanpa ditambahkan Rarangken

Berikut dibawah ini adalah beberapa contoh kata-kata atau kecap rajekan Dwipurwa yang dalam penulisannya tanpa ditambahkan dengan rarangken atau tanpa tambahan kata imbuhan. Saya beri teks warna merah agar mudah terihat perubahan pada suku katanya, contoh:

Suku kata Rajekan Dwipurwa Artinya
Polotot Popolotot Melotot
Koreh Kokoreh Mencari
Garo Gagaro Menggaruk
Geroan Gegeroan Memanggil
Beresih Beberesih Membersihkan
Sapu Sasapu Menyapu
Kolot Kokolot Orang Tua
Tajong Tatajong Menendang
Salaman Sasalaman Bersalaman
Pujian Pupujian Memuji
Ragag Raragag Jatuh
Lapar Lalapar Lapar
Patungan Papatungan Patungan

 

B. Contoh Kecap Rajekan Dwipurwa Dengan ditambahkan Rarangken

Sedangkan yang dibawah ini adalah contok suku kata rarangken dwipurwa yang ditambahkan dengan imbuhan atau rarangken seperti misalnya akhir –an. Pada contoh dibawah ini ditandai dengan warna merah agar mudah terihat pada perubahan suku katanya

Suku kata Rajekan Dwipurwa Artinya
Kapal Kakapalan Kapal
Bogoh Bobogohan Mencintai
Sare Sasarean Tidur-tiduran
Goler Gogoleran Tidur-Tiduran
Kareta Kakaretaan Kereta
Hujan Huhujanan Hujan
Ulin Uulinan Bermain
Lumpat Lulumpatan Berlari
Sapedah Sasapedahan Bersepedah
Lampah Lalampahan Perjalanan
Baca Babacaan Membaca
Beja Bebejaan Memberitahu
Laun Lalaunan Pelan-pelan
Ragag Raragagan Berjatuhan
Rasa Rarasaan Perasaan

 

Jadi, pada dasarnya dalam kata rajekan dwipurwa ini yang diulang atau yang di rajek adalah hanya bagian awalan suku katanya, dan bisa ditambahkan dengan rarangken atau imbuhan tambahan dibelakangnya atau bisa juga didepannya.

Contoh Kalimat Kecap Rajekan Dwipurwa

Contoh Kalimat Kecap Rajekan Dwipurwa

Nah, dibawah ini adalah beberapa contoh kalimat dengan menggunakan bahasa sunda yang menggunakan rajekan dwipurwa baik itu yang tidak ditambahkan imbuhan maupun dengan yang menambahkan kata imbuhan (rarangken) dibelakangnya, beserta dengan artinya.

Conto kalimah rajekan dwipurwa

1. Éta budak téh ceurik baé, nyaho mah hayang meuli Kakapalan
(Itu anak menangis saja, tahunya ingin membeli kapal-kapalan)

2. Lamun gomong téh ulah sabari jeung popolotot atuh!
(Kalau berbicara itu jangan sambil melotot dong!)

3. Ucing éta téh gandéng pisan, gegeroan waé ka indungna
(Kucing itu berisik sekali, memanggil-manggil saja ibunya)

4. Si Ani keur sasapu di kelas, lantaran kotor pisan
(Si ani sedang menyapu di kelas, karena kotor sekali)

5. Lebaran kamari kuring sasalaman jeung bu guru di kelas
(Lebaran kemarin aku bersalaman dengan bu guru di kelas)

6. Ngeunaheun pisan lamun aya sora pupujian di masjid saencan magrib téh
(Enak sekali kalau ada suara puji-pujian di masjid sebelum magrib itu)

7. Mun masih sakola ulah waka bobogohan heula engké moal naék kelas
(Kalau masih sekolah jangan pacaran dulu nanti tidak naik kelas)

8. Mang andi sok babacaan du’a heula sageus solat magrib téh
(Mang andi suka membaca do’a dulu setelah sholat magrib)

9. Mun hayang loba duit mah, ulah gogoléran waé pagawéana
(Kalau ingin banyak uang itu, jangan tiduran saja kerjanya)

10. Kuring maca artikel materi basa sunda ieu sabari sasaréan di imah
(Aku membaca artikel materi bahasa sunda ini sambil tidur-tiduran di rumah)

Baca juga: Contoh Gaya Bahasa Sunda Lengkap Beserta Kalimat dan Artinya

Berdasarkan dari contoh-contoh diatas jika diperhatikan dengan baik, seharusnya sudah paham tentang apa itu kecap rajekan dwipurwa ini, serta bagaimana cara mengulang suku katanya, dan membuat kalimat-kalimatnya. Ya, semoga saja artikel ini mudah dimengerti dan bisa bermanfaat. Terimakasih atas waktunya.