Pupujian, Nadoman

Bentuk dan Isi Pada Puisi Sisindiran Beserta 6 Jenis Golongannya!

×

Bentuk dan Isi Pada Puisi Sisindiran Beserta 6 Jenis Golongannya!

Sebarkan artikel ini

Pada umumnya pupujian itu berbentuk syair, atau dalam sastra Sunda disebut juga dengan istilah si’iran. Seperti diketahui, dalam sastra Indonesia, syair adalah bentuk puisi Melayu pengaruh sastra Arab yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Tiap baris terdiri atas sembilan sampai empat belas suku kata, dan bersajak a-a-a-a. Syair berisi cerita, hikayat, dan nasihat. Umumnya berupa karangan panjang yang berisi puluhan sampai ratusan bait.

Dalam sastra Sunda, puisi pupujian yang bentuknya disebut syair atau siiran itu tidak selamanya suku katanya terdiri atas sembilan sampai empat belas suku, tetapi lebih sering bersuku kata delapan. Sajaknya pun tidak selamanya a-a-a-a, kadang-kadang bersajak a-a-b-b, a-a-b-a, dan sebagainya. Hal ini menurut Yus (1971:15) karena pengaruh puisi Sunda yang telah ada sebelum bentuk syair masuk.

Advertise By Adsense
Advertise By Adsense

Baca juga: 17+ Contoh Pupujian Sunda Beserta Arti Terjemahannya Lengkap!

Bentuk- bentuk puisi Sunda yang telah ada dan lebih dikenal oleh masyarakatnya itu ialah papantunan, mantra-mantra, sisindiran (pantun), dan kawih (lagu). Tiap baris dari semua bentuk puisi itu a-a-a-a atau a-b-a-b pada sisindiran, sedangkan sajak akhir dari mantra dan kawih umumnya bebas. Jadi pupujian yang terdiri dari empat baris itu sebetulnya tidak dapat digolongkan ke dalam bentuk syair, sebab ciri-ciri syair tidak dipenuhi semuanya, kecuali jumlah baris yang empat itu.

Yus Rusyana dalam penelitiannya (1971:19-20) menggolong-golongkan puisi pupujian dalam tujuh bentuk puisi, yaitu syair, kantetan opat (empat seuntai), paparikan (pantun), kantetan dua (dua seuntai), kantetan genep (enam seuntai), kantetan salapan (sembilan seuntai), dan kantetan robah (untaian tak tentu).

Isi Yang Ada Pada Pupujian

Isi Yang Ada Pada Pupujian

Sesuai dengan hasil penelitian Yus Rusyana yang dilakukan pada tahun 1971 terhadap isi pupujian yang sudah berhasil dikumpulkan oleh tim penelitian, maka puisi pupujian itu terbagi atas enam golongan, yang diantaranya yaitu:

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”](1) memuji keagungan Tuhan
(2) selawat kepada Rasulullah
(3) do’a dan taubat kepada Allah
(4) meminta safaat kepada Rasulullah
(5) menasihati umat agar melakukan ibadat dan amal soleh serta men- jauhi kemaksiatan;
(6) memberi pelajaran tentang agama, seperti keimanan, rukun Islam, fikih, akhlak, tarikh, tafsir Quran, dan sorof.[/asap_note]

Di samping itu, ada juga puisi pupujian yang tidak dapat digolongkan ke dalam enam golongan diata, sebab isinya berupa mantra dan etika dalam pergaulan. Misalnya saja ada pupujian tentang cara melawat orang sakit, cara menulis surat, sikap yang baik terhadap Pemerintah Republik Indonesia, dan cara bertemu. Dibawah ini adalah contoh beberapa pujian yang tidak tergolong kedalam 6 jenis golongan tersebut.

Baca juga: Nadoman Sunda Kumpulan Pupujian, Sholawat, Pepeling dll

Pupujian yang tidak Tergolong atau Berisi Ajaran Agama Islam

Pujian yang tidak Tergolong atau Berisi Ajaran Agama Islam

Hormat ka Pamarintah

Ari anu dimaksud ku kecap ratu
nyata Pamarintah RI enggeus tangtu
Mun dipusat Presiden jeung para menteri
terus ka handap ka desa najan mantri
Nu gaduh wewenang jeung pamarentahan
anu ngatur hukum terus ka bawahan
Apan geuning dawuh Allah oge kitu
wa ulil amri minkumin enggeus tangtu

Terjemahan:

Hormat kepada Pemerintah
Yang dimaksud dengan kata ratu itu
pasti Pemerintah RI sudah tentu
Kalau di pusat presiden dan para menteri
terus ke bawah ke desa walau mantri
Yang punya wewenang dan pemerintahan
yang mengatur hukum terus ke bawahan
Bukankah kata Allah juga begitu
wa ulil amri minkumin sudah tentu

Ngalayad Nu Udur

Disunatkeun ngalayad ka anu sakit
boh di imah atawa di rumah sakit
Sebab nu gering tangtu ngarasa bungah
enggeus tangtu panyakitna ge cawengah
Ari tatacara ngalayad nu sopan
ulah seueur saur jeung ucap-ucapan
Komo putus asa ku sabab talete

Terjemahan:

Disunatkan melawat orang yang sakit
baik di rumah maupun di rumah sakit
Sebab yang sakit tentu merasa gembira
sudah tentu penyakitnya berkurang
Kalau tara cara melawat yang sopan
jangan banyak bicara berkata-kata.
Lebih-lebih yang mengecilkan hati
menimbulkan putus asa sebab teliti

Cara Nyuratan

Ngirim surat kulir atawana remi
kudu beres sarta gampang dipahami
amplopna jeung keretasna kudu beresih
aksarana jeung basana kudu pasih
Kade hilap ngawitan salam bubuka
terus tanya kasehatan sing balaka

Terjemahan:

Mengirim surat pribadi ataupun dinas
harus beres serta mudah dibacanya
amplop dan kertasnya haruslah bersih
hurufnya dan bahasanya harus fasih
Jangan lupa mulai salam pembuka
lalu tanya kesehatan terus terang

Sebenarnya masih ada lagi pupujian lainnya yang kurang sesuai atau dimasukkan ke dalam puisi yang berisi ajaran agama Islam. Namun demikian, untuk penelitian perkembangan dan perubahan puisi pupujian, contoh-contoh diatas merupakan data yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja.

Pupujian Yang Bercampur Dengan Mantra

Pupujian Yang Bercampur Dengan Mantra
sumber gambar: wikipedia

Selanjutnya, kalau ditinjau perkembangan isi puisi pupujian, dapatlah diketahui bahwa isi pupujian itu dari masa ke masa mengalami perubahan. Pada masa mulai berkembangnya agama Islam, saat peralihan dari ajaran Hindu ke ajaran Islam, isi pupujian itu banyak bercampur dengan kepercayaan dan ajaran-ajaran Hindu pula.

Baca juga: Ilmu Sunda Buhun Lengkap, Mantra Peninggalan Karuhun!

Sebagai contoh, dalam pupujian yang disebut salawat candrawati yang isinya menguraikan sahabat dan keimanan, pupujian tersebut dimulai dengan membaca mantra terlebih dahulu, berikut dibawah ini adalah contohnya.

Bismillahiromanirrohim
Bui kukus ratm dewata
dewata nu mnggeuy kembang
ratna kamara mepekan
mepekan para dewata
para dewata manana lungsur
rek nyanggakeun pangabakti

Terjemahan:

Bismillahirohman nirohim
Mengepullah kemenyan ratna dewata
dewata yang menayang kembang
ratna kamara yang mengumpulkan
mengumpulkan para dewata
karenanyalah dewata turun ke bumi
mempersembahkan kebaktian

Setelah membacakan mantra sambil membakar kemenyan, barulah kemudian mulai melagukan pupujian yang isinya seperti berikut dibawah ini.

Bismillahirohmannirohim
Carita Nyi Candrawati
basana eukeur di dunya
jadi ratu widadari
Jadi rabina wong alim
Jadi gusti suka Allah
ngudang ka purana widung
ngudang Nyai Candrawati
kawih kami kaheuyeukan
Saurna Nyi Lokatmana
anaking Nyi Candrawati
rampes ka bumi nu suci
bumi suci lemah putih
Bisina diinum ucing
bisina datang longlongan
larangan Nyi Lokatmana
bisi datang balangbengsal
Jawabna Lailahailallah
Muhamaddarusullullah
indu dingding moala
jari lala moala

Terjemahan

Bismillahirohmannirohim
Cerita Nyi Candrawati
ketika masih di dunia
menjadi ratu bidadari
menjadi istri orang alim
Jadi gusti suka Allah
ngudang ka purana widung
Ngudang Nyai Candrawati
kawih kami kaheuyeukan
Kata Nyi Lokatmana
anakku Nyi Candrawati
datanglah ke bumi yang suci
bumi suci tanah putih
Kalau-kalau diminum kucing
kalau-kalau ada maling
larangan Nyi Lokatmana
kalau-kalau datang sial
Jawabnya Lailahailallah
Muhamaddarusullulah
indu dingding moala
jari lala moala

Baca juga: Jangjawokan Banten, Mantra Sunda di Daerah Tangerang

Menurut beberapa informasi, pada masa-masa bergolaknya revolusi fisik, dan pada masa perjuangan kemerdekaan, di pesantren-pesantren lahir pupujian yang berisi ajakan untuk berjihad menghancurkan musuh penjajah. Pupujian itu sering dikumandangkan oleh santri-santri atau tentara Hisbullah, untuk mengobarkan semangat para pejuang yang ada di jawabarat.

Sumber referensi:
Poestaka Soenda 1926, dikutip dari Adiwidjaja, 1971:43—44