Belajar Bahasa Sunda, Mengenal Bentuk Kata dan Contohnya!

Sebelum kita belajar bahasa sunda, ada baiknya kita kenali terlebih dahulu bentuk-bentuk kata apa saja yang ada dalam bahasa ini. Karena wujud bahasa Sunda ini bermacam-macam apabila dilihat dari morfem yang menjadi unsur pembentuknya.

Bentuk kata bahasa Sunda ini digunakan diseluruh dialek diberbagai wilayah di Jawa Barat, bentuk kata ini terdiri dari kecap selancar dan kecap jembar. Untuk kecap Jembar ini terdiri dari beberapa bentuk kata yaitu kecap rundayan, kecap rajekan, kecap kantetan, serta kecap wancahan.

Belajar Bahasa Sunda Mengenail Bentuk Kata dan Contohnya

Bentuk kata bahasa Sunda ini digunakan diseluruh dialek diberbagai wilayah di Jawa Barat

Di bawah ini mari kita bahas satu persatu mengenai bentuk-bentuk kata tersebut menurut morfem yang menjadi unsur pembentuknya.

Kecap Salancar

Kecap Salancar merupakan kata yang dibentuk dari satu morfem bebas tanpa adanya perubahan apapun. Nah kata yang yang termasuk ke dalam kecap salancar, Contohnya seperti kata ” béca, bengkok,  angel, bagenyél, béwér, dan sebagainya.

Apabila dilihat dari pola suku kata pada kecap selancar dalam bahasa Sunda ini memiliki beberapa pola yaitu kecap salancar saengang, kecap salancar dua engang, kecap salancar tilu engang, dan kecap salancar opat engang. Pola itu merupakan vokal (V) atau kombinasi vokal (V) konsonan (K).

Dari beberapa pola tersebut yang paling digunakan adalah pola kecap salancar dua engang, sedangkan yang paling sedikit ada pada pola kecap salancar saengang.

Kecap Jembar

Kecap Jembar dalam bahasa Sunda dibentuk oleh dua morfem atau lebih, berdasarkan dari penelitian terdapat sedikitnya 137 kata lebih yang termasuk ke dalam bentuk kecap Jembar. Pada kata-kata kecap jembar tersebut ada yang termasuk ke dalam kecap Rajékan, kecap kantétan, wancahan, dan kecap rundayan.

Baca juga: 25+ Contoh Kalimah Wawaran Jembar jeung Wawaran Basajan

Kecap Rundayan

Kecap rundayan merupakan kata yang dibentuk dengan cara menambahkan imbuhan pada bentuk kata dasarnya, baik itu pada imbuhan depan, belakang, maupun pada keduanya. menurut hasil analisis data dari Loka basa edikitnya terdapat 54 kata yang termasuk dalam bentuk kecap rundayan, Contohnya seperti angkatan, ayakan, bageuran congéan, kabelik, kadeudeuh, dan sebagainya.

Sedangkan untuk polanya sendiri ditemukan sebanyak 11 pola pada kecap rundayan ini.

1. pola -an contohnya kata angkatan, ayakan, bageuran, dsb.
2. pola -eun, contohnya kata barusuheun, cicingeun, dan gonongeun.
3. pola -na, contohnya kata manéhna dan nénéhna.
4. pola ka+, contohnya kata kadeudeuh, kanénéh, kaselek, dsb.
5. pola ka+ + -an, contohnya kata kabuhulan dan kalamporan.
6. pola N+, contohnya kata ngabata, ngarona, ngedul, nyamut, dsb.
7. pola pa+, yaitu kata panyiuk.
8. pola pa+ + -an, contohnya kata pangangonan, panyitakan.
9. pola pe+, yaitu kata penulis.
10. pola sa, yaitu kata sabudeur.
11. pola sing+ + -eun, yaitu kata singsireumeun.

Selengkapnya, silahkan dibaca: Kecap Rundayan, Jeung 17+ Contoh Kalimahna Lengkap!

Kecap Rajékan

Kecap rajekan adalah kata yang dibentuk dengan cara menyebutkannya secara dua kali atau lebih pada bentuk kata dasarnya, baik itu semuanya maupun sebagian, binarung rarangkén ataupun  tidak. Berdasarkan dari hasil analisis data terdapat sedikit 28 kata lebih yang termasuk ke dalam bentuk kecap rajekan Contohnya seperti babantal, gagaruan, ancam-éncém, Kekelekey, cécémpéh, dan lain sebagainya.

Nah, dari kata-kata tersebut, ada 8 kata yang termasuk ke dalam bentuk kecap rajekan dwilingga, 5 kata yang termasuk dalam bentuk kecap rajekan dwimurni contohnya kata ulu-ulu, aclé-acléan, dsb, dan 3 kata yang termasuk ke dalam bentuk kecap rajekan dwireka yaitu kata ancam-éncém, cuam-caém, dsb.

Selain itu juga, pada kecap rajekan ini ditemukan juga 20 kata yang termasuk ke dalam bentuk kecap rajekan dwipurwa Contohnya seperti babantal, bébécék, bébélécék, cécémpéh, gogodoh, dsb.

Selengkapnya silahkan dibaca: Kecap Rajekan, Kata Ulang Bahasa Sunda dan Jenisnya!

Kecap Kantétan

Kecap kantetan merupakan kata yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua bentuk kata dasar, serta mengandung arti yang mandiri. Jadi hasilnya nanti akan memiliki arti baru setelah digabungkan dengan kata lain.

Dari analisis data, sedikitnya terdapat 46 lebih kecap kantetan. Contohnya seperti kata “balas panganeun, anak dulur, catang Hawu, bau héor, dudukuy cetok, dan lain sebagainya. Selain itu pula ditemukan 9 pola dalam kecap kantetan ini, yakni sebagai berikut.

1. pola KB + KB, contohnya kata kanang emé, kanang japati, kanang sapi, dsb.
2. pola KB + KS, contohnya kata bedog tekok, dudukuy cetok, sair bongkok.
3. pola KB + KP, contohnya kata kalingsir meuting, sawah garap, sawah kontrak, tempat wulu.
4. pola KS + KS, contohnya kata bau héor, bau héos.
5. pola KS + KB, contohnya kata beurat birit, bodas ceuli, goréng adat, dsb.
6. pola KS + KP, seperti kata gedé amek, gedé haok, dan nyeri kiih.
7. pola KP + KB, contohnya kata pagawé désa.
8. pola Kpan + KS, seperti kata teu kaopan.
9. pola Kpan + KP, yaitu kata teu kagarap.

Baca juga: 33+ Contoh Kecap Kantetan, Rakitan Dalit Jeung Anggang

Kecap Wancahan

Kecap wancahan merupakan kata yang dibentuk dengan cara memendekkan kata atau kantétan kecap. Jadi kecap wancahan adalah kata dari hasil meringkas maupun hasil mempersingkat kata dengan cara mengambil suku kata yang dianggap paling penting.

Baca juga: Kecap Wancahan Bahasa Sunda, dan Contoh-Contohnya Lengkap!

Berdasarkan dari analisis data dari Loka basa, sedikitnya terdapat 9 kecap lebih dari wancahan dalam bahasa Sunda. Nah, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada contoh di bawah ini.

1. amang wancahan tina mamang
2. apa wancahan tina bapa
3. comro wancahan tina oncom dijero
4. dé wancahan tina dédé
5. éntong wancahan tina céntong
6. né wancahan tina néné
7. nyi wancahan tina nyai
8. poldés wancahan tina polisi Desa
9. siskamling wancahan tina sistem kaamanan keliling

Pada kecap wancahan dalam bahasa sunda ini ditemukan empat macam jenis yang terdapat di beberapa dialek yang ada di Jawa Barat, 4 macam jenis kecap wancahan tersebut adalah sirnamadya, sirnapurwa, kecap memet, dan tingkesan.

Nah demikianlah mengenai bentuk-bentuk kata yang terdapat dalam bahasa sunda, yang dapat bermanfaat untuk kita belajar bahasa sunda. Penggunaan bentuk kata-kata ini diambil berdasarkan dialek di wilayah yang ada dijawa barat.

Semoga dengan artikel ini, kita menjadi lebih pahamserta lebih mencintai akan berbagai ragam dan bentuk pada penggunaan bahasa sunda ini yang tersebar diseluruhwilayah di jawa barat ini.