Pupuh sunda

Ada dua pupuh kinanti yang sekarang dikenal luas dan sekaligus dijadikan contoh pupuh dalam kurikulum sekolah yang ada di daerah Jawa barat, yakni Pupuh Kinanti laras salendro (pupuh Kinanti buhun) yang diciptakan oleh Sultan Adi E, serta Pupuh Kinanti Kidung (nyanyian) yang berlaras pelog degung, yang dipopulerkan oleh Mang Koko K. Sehingga hanya kedua Pupuh Kinanti tersebut yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Sunda.

Baca juga: 17+ Contoh Pupuh Sunda Lengkap, Sinom, Asmarandana, Jsb

Pupuh Kinanti adalah pupuh yang berwatak nineung (menanti), deudeupeun (harap-harap cemas) dan atau kanyaah (rasa sayang atau rasa cinta) dengan patokan guru wilangan dan guru lagu: 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i. Pupuh Kinanti berkembang dibeberapa daerah dengan kekhasan daerah masing-masing, seperti laras (tangga nada) dan lagu (melodi) yang berbeda sesuai dengan perkembangan kebudayaan di daerah tersebut.

Contoh Pupuh Kinanti Sunda

Pupuh kinanti merupakan salah satu pupuh yang termasuk kedalam golongan sekar ageung. Pada pupuh kinanti dalam satu bait (pada) terdiri dari 6 baris (padalisan) dengan komposisi pola guru lagu dan guru wilangannya adalah: 8-u, 8-i, 8-a, 8-i, 8-a, 8-i. Dibawah ini adalah beberapa contoh pupuh kinanti bahasa sunda, baik yang sudah ada, dan ada juga beberapa hasil karangan dari teman-teman.

Contoh 1

Pupuh Kinanti Budak letik bisa ngapung

Nurmawati Griya Al-Fatih

Lirik Pupuh

Contoh 2

Contoh 3

Contoh 4

Contoh 5

Contoh 6

Contoh Teks Pupuh Kinanti Lirik Tentang Musibah

Contoh 7

Contoh 8

Contoh 9

Contoh 10

Contoh 11

Contoh 12

Contoh 13

Sejarah Perkembangan Pupuh Kinanti di Tatar Sunda

Di daerah Sunda sendiri, pupuh berkembang sangat cepat, sehingga banyak peminat para budayawan membuat puisi dalam bentuk pupuh. Salah satu pupuh yang tumbuh cepat adalah pupuh Kinanti, Jenis pupuh ini berkembang hampir di seluruh wilayah jawa barat, hampir setiap daerah memiliki pupuh Kinanti yang diciptakan oleh masyarakat budayawan setempat, yang kemudian berkembang dan dianggap sebagai pupuh kinanti daerah tersebut.

Baca juga: Contoh Guguritan Sunda Lengkap, Pupuh Asmaranda, Sinom, Dangdanggula, Jsb

Seperti Pupuh Kinanti yang dikembangkan di daerah Cianjur dikenal dengan Kinanti Ligar dan Pupuh Kinanti yang dikembangkan di daerah Kawali dikenal dengan Kinanti Kawali. Pupuh Kinanti hanya berkembang di wilayah mereka sendiri. Pupuh Kinanti Kawali adalah sebuah karya seni dari daerah Kawali, nama sebuah kecamatan di sebelah utara ibu kota Kabupaten Ciamis, berketinggian 300 – 1200 m dpl yang terdiri dari 11 desa, nama Kawali digunakan sebagai nama Pupuh Kinanti yang berkembang di sana.

Berbeda dengan Pupuh Kinanti pada umumnya, Pupuh Kinanti Kawali ini memiliki keunikan tersendiri, pupuh ini diciptakan oleh Ki Reksa sekitar tahun 1901 dan berkembang di daerah Kawali saat itu. Ada perbedaan yang menarik antara laras (tangga nada) dan dongkari (ornamentasi) yang dipergunakan. Teks lirik yang terkandung di dalamnya bercerita tentang suasana ibu kota Kec, Kawali pada saat itu,  khususnya di sekitar Alun-alun Kawali. Dalam lirik pupuh tersebut menggambarkan tumbuhan yang hidup disana sehingga mencerminkan kecintaan terhadap lingkungan.

Pupuh ini tidak ada buktai tertulis, pengembangannya hanya sebatas cara tradisional, dilakukan dengan cara diajarkan di sekolah dasar di wilayah Kawali tanpa notasi, hanya dinyanyikan oleh guru saja. Namun saat ini, hal tersebut sangat jarang terjadi di Kawali sendiri yang mengetahui keberadaan pupuh kinanti ini. Hal ini karena Pupuh berkembang pada saat itu dan tidak ada bukti fisik bagi banyak orang untuk mempelajarinya. Dan sekarang hanya sedikit orang yang masih hidup yang mengenal pupuh ini.

Tidak ada bukti fisik, dan seiring dengan perkembangan jaman, Pupuh Kinanti Kawali semakin dilupakan. Generasi berikutnya hampir tidak ada yang tahu keberadaan Pupuh ini. Selain itu, Pupuh Kinanti Kawali tidak lagi dijadikan acuan dalam kurikulum sekolah dasar, sehingga secara tidak langsung menghambat perkembangannya. Pupuh Kinanti yang dikenal masyarakat saat ini hanyalah Pupuh Kinanti yang digunakan sebagai acuan dalam kurikulum sekolah.

Beberapa peneliti dari budaya lokal mulai mempelajari dan mengkhawatirkan keberadaan dan keunikan pupuh kinanti kawali tersebut. Tapi sejauh ini tidak ada penelitian akademis tentang Pupuh Kinanti Kawali ini, sehingga sumber yang menunjukan adanya pupuh kawali ini masih sangat kurang, sehinggga masih perlu adanya pengkajian terhadap pupuh kawali tersebut.