24+ Contoh Kecap Rajekan Trilingga Jeung Kalimahna Lengkap!

Rajekan trilingga merupakan salah satu jenis kecap rajekan yang kata dasarnya diulang atau dirajek sebanyak tiga kali. Kecap rajekan trilingga berasal dari dua suku kata yaitu “Tri” yang berarti tiga, sedangkan “Lingga” artinya tugu atau tanda.

Jadi rajekan Trilingga adalah kata ulang yang dibentuk dengan menyebut tiga kali pada kata dasarnya sambil merubah suaranya.

“Kecap rajékan trilingga nyaeta kecap rajekan nu diwangun ku cara nyebutkeun tilu kali wangun dasarna, bari jeung ngarobah sorana, biasana wangun dasarna mangrupakeun kecap anteuran atawa tiruan sora.”

Kecap rajekan trilingga biasanya hanya dibentuk oleh tiga atau empat huruf saja, contohnya seperti kata: dat-dit-dut, tang-ting-tung, trang-tring-trung, dan lain sebagainya. Selengkapnya, dibawah ini adalah tabel beberapa contoh kata atau kecap dari rajekan Trilingga.

TABEL CONTOH KECAP RAJEKAN TRILINGGA

 

CONTOH KALIMAH RAJEKAN TRILINGGA

Bentuk dasar rajekan trilingga memang tidak ada artinya jika di artikan kedalam bahasa indonesia, karena kata ini hanya merupakan kata-kata pengantar atau hanya untuk menirukan suara.

Mengulang kata trilingga gunanya untuk kata kerja (aktif) yang artinya terus menerus atau mengeluarkan suara. Berikut dibawah ini adalah contoh jika dibuat kalimat dengan menggunakan bahasa sunda.

Conto Kalimah :

(Trang treng trong, trilingga)

Ibu-ibu rame keur marasak di dapur pedah rek aya hajatan, sorana mani trang-treng-trong (Ibu-ibu ramai sedang memasak di dapur karena mau ada hajatan, suaranya sampai trang trengtrong)

(Dar der dor, trilingga).

Eta sora barudak anu keur arulin peperangan di lapangan teh mani rame nepi ka dar-der-dor kitu (Itu suara anak-anak yang sedang bermain perang-perangan dilapangan itu sangat ramai sampai dar der dor begitu).

(Hah heh hoh, trilingga).

“Si Andi lulumpatan balik ti warung teh mani hah-héh-hoh kitu!” (Si Andi berlari-lari pulang dari warung sampai hah heh hoh begitu)

(Brag brib brug, trilingga)

“Barudak garandeng ari narutupan panto teh, mani kuat brag-brib-brug.” (Anak-anak berisik kalau menutup pintu itu sampai brag brig brug)

(Prak prek prok, trilingga)

Di kelas mani rame barudak susurakan bari neprokan leungeun prak prek prok, lantaran aya beja guru-guru rek aya rapat (Dikelas sangat ramai bersorak sambil bertepuk tangan prak-prek-prok, karena ada kabar guru-guru akan ada rapat)

(Bak bik bek, trilingga).

Lantaran barudakna arek asup sarakola, Bu Nia bak bik bek ngumbahan baju ti isuk-isuk keneh. (Karena anaknya mau masuk sekolah, bu Nia bak-bik-bek membersihkan baju dari pagi-pagi sekali)

(Brang breng brong, trilingga)

Barudak awewe keur arulin mamasakan di loténg, sorana kakuping mani brang breng brong (Anak-anak perempuan sedang bermain masak-masakan di loteng, suaranya terdengar sangat brang breng brong)

(Brag brig brug, trilingga)

Sora buah nangka di tukang mani brag brig brug, raragagan ka jalan (Suara buah nangka di belakang brag-brib-brug, berjatuhan ke jalan)

(Dag dig dug, trilingga)

Kuring sabot nyanghareupan kabogoh nu munggaran, jajantung teh karasa dag dig dug. (Aku ketika berhadapan dengan pacar yang pertama, jantung itu terasa dag-dig-dug)

(Nang neng nong, trilingga)

“Tukang ES nonong unggal sore mun ngalewat imah teh pasti weh nang neng nong siga nu nyalukan” (Tukang Es nongnong setiap sore kalau melewati rumah pasti saja nang-neng-nong seperti memanggil)

Kesimpulan:

Kecap rajekan trilingga hanyalah sebagai kata untuk mengantar atau kata-kata yang hanya digunakan untuk tiruan, menirukan suara, atau untuk menggantikan suara yang diulang secara tiga kali. Nah mungkin itu saja contoh-contohnya kecap dari rajekan trilingga yang dapat dituliskan, silahkan dibuat untuk kalimat yang lainnya.