Jangjawokan untuk berdagang seringkali digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan daya tarik dagangan mereka dan membuatnya laris di pasaran. Bagi masyarakat penghayat jangjawokan, kegiatan sehari-hari kerap kali diwarnai dengan pembacaan mantra atau jangjawokan demi keberhasilan dalam mencapai suatu maksud.
Baca juga: Rajah Pengasihan Ampuh, Apakah Fenomena Mistis Menyimpang?
Istilah jangjawokan sendiri masih dikenal dan banyak masyarakat sunda yang tetap tertarik untuk mempelajari dan mengajarkannya. Jangjawokan atau jampe-jampe adalah bentuk percakapan dengan nuansa magis yang digunakan untuk tujuan tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita menemui masih bayak masyarakat yang menjalankan praktik penghayat mantra ini. Bagi mereka, pembacaan mantra atau jangjawokan menjadi bagian penting untuk mencapai keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis.
Adakah Jangjawokan Untuk Dagang?
Sebagai contoh, para pedagang seringkali menggunakan mantra atau jangjawokan sebagai sarana untuk meningkatkan daya tarik dagangan mereka dan membuatnya laris di pasaran dan para petani ingin terhindar dari gangguan hama, sawahnya subur, ingin panen hasilnya melimpah, dan masih banyak lainya.
Baca juga: Jampe Sunda Kuno, Jangjawokan Sima Aing Sima Maung!
Pada masa lalu, jangjawokan memiliki peran penting sebagai pengganti solusi penyembuhan modern, seperti dokter atau psikolog, untuk masalah fisik dan mental. Kekuatan magisnya terletak pada kebersihan dan ketulusan hati dari individu yang mengeluarkan jangjawokan tersebut.
Jangjawokan ini merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda pada jaman dulu. Mereka menggunakannya dalam berbagai aktivitas, seperti melakukan tugas-tugas sehari-hari, bekerja, berdoa, mengolah padi, dan masih banyak lagi.
Contoh Jangjawokan dan Mantra Dagang
JANGJAWOKAN DAGANG
Iteuk aing iteuk hanga
Maung kuru datang nyuuh
Nya hanga meunang ngahaja
Badak galak datang deupa
Oray lalaki datang numpi
Reup bungkeum sajagat kabeh
JANGJAWOKAN NEANGAN REJEKI
Ngumpil ku ngeja
Ngentep ku pangeusi
Dunya pameuli raga pamake
Mangka kumpul mangka ngentep
Bradana brajawisesa
Kersaning widi ti gusti
JANGJAWOKAN TOLAK BALA
Alam peteng ngabuder
Jin nyiliwuri setan kumelendang
Sieuh kanyere panyinglar
Bura jaringao pamunah
Puh puh
Mangat indit tong gunasika ka kula
Hu allah
Baca juga: Ilmu Sunda Buhun Lengkap, Mantra Peninggalan Karuhun!
Penghayatan pada pembacaan mantra atau jangjawokan dengan penuh keyakinan dan konsistensi, dipercaya energi positif akan terpancar dan mempengaruhi hasil usaha mereka. Dalam konteks dagang, para pedagang meyakini bahwa melafalkan mantra tertentu dapat menarik pelanggan potensial, meningkatkan penjualan, serta memberikan perlindungan dari persaingan bisnis yang ketat.
Tidak hanya itu, pembacaan mantra juga dianggap sebagai bentuk komunikasi spiritual dengan dunia tak kasat mata. Para penghayat mantra meyakini bahwa melalui ritual ini, mereka dapat menarik perhatian entitas gaib atau roh-roh baik yang dapat memberikan dukungan dan bantuan dalam mencapai tujuan mereka.
Baca juga: Jangjawokan Sunda, Asal Muasal, Penggunaan dan Contohnya
Meskipun bagi beberapa orang praktik penghayat mantra mungkin terdengar tidak biasa atau tidak rasional, namun bagi mereka yang menjalankannya, pembacaan mantra merupakan sebuah tradisi yang telah dilestarikan turun temurun. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan mereka rasa ketenangan dan keyakinan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari.
Dalam kesimpulannya, bagi masyarakat penghayat mantra, pembacaan mantra merupakan salah satu cara untuk mencapai keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan.