Wayang golek adalah sebuah seni pertunjukan tradisional Sunda yang biasanya ditampilkan pada suatu acara tertentu. Karena wayang golek hidup di tanah sunda, tentu dalam setiap pagelarannya pun selalu menggunakan ragam bahasa sunda, bukan bahasa inggris.
Fungsi Wayang Golek
Wayang golek berfungsi sebagai pelengkap dalam upacara atau ritual selamatan atau ruwatan, seperti khitanan, perkawinan, dan sebagainya, selain itu fungsi pertunjukan wayang golek juga sebagai tontonan serta hiburan dalam acara-acara tertentu.
Wayang golek terbuat dari?
Bahan pembuatan wayang golek ini menggunakan kayu, dan kayu yang biasanya digunakan adalah kayu mahoni. Wayang golek mempunyai wujud tiga dimensi atau trimatra yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, dan bentuk dari wayang sendiri mengandung simbolisasi dari bentuk dan sifat manusia.
Karena dalam pagelaran wayang golek ini biasanya diadakan pada malam hari dan menghabiskan waktu semalam suntuk atau membutuhkan waktu 2 hingga 5 jam, tergantung dari cerita yang dibawakan, sehingga area tempat panggung berada di luar ruangan, bukan di dalam, apalagi di dalam kamar!
Baca juga: Daftar Nama Tokoh Wayang Terkenal Dalam Cerita Pewayangan
Hal ini bertujuan untuk menampung banyaknya penonton yang ingin menikmati pagelaran tersebut, ditambah lagi dengan kebiasaan orang sunda yang senang selonjoran, duduk sambil merokok, terkadang ada juga yang sudah mempersiapkan tikar sendiri dari rumahnya, serta banyaknya pedagang yang ikut hadir sambil mengais rejeki disana.
Unsur Yang Terdapat Dalam Pertunjukan Wayang Golek
Ada beberapa pendapat mengenai unsur dalam pertunjukan wayang golek ini, seperti misalnya menurut Onong Uchjana Effendy (2008: 142) yang mengatakan bahwa dalam pertunjukan wayang golek terdapat 3 unsur, unsur tersebut diantaranya adalah dalang, juru kawih, dan wira swara.
A. Dalang
Kata dalang berasal dari kata dalung atau disebut blencong, yaitu alat penerangan tradisional. Dengan adanya pendapat tersebut fungsi dalang di masyarakat adalah sebagai juru penerang.
Dalang juga berasal dari kata “Angudal Piwulang” artinya menceritakan atau membeberkan, mengucapkan dan menerangkan seluruh isi hatinya, artinya adalah petuah atau nasehat. Dengan pendapat tersebut maka dalang adalah seorang pendidik atau pembimbing masyarakat atau guru masyarakat.
B. Juru kawih
Dalam pertunjukan wayang golek bukan saja dalang yang menjadi faktor pendukung, peranan juru kawih ternyata juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan sebuah pertunjukan wayang golek. Tanpa adanya juru kawih yang memiliki suara indah, mungkin pertunjukan wayang golek akan terasa hambar yang mengakibatkan akan terjadi kejenuhan pada penonton.
C. Wiraswara
Unsur ketiga adalah Wiraswara. Wiraswara merupakan peran pendukung yang penting bagi dalang dan juru kawih. Dalam berdialog dengan dalang, wiraswara harus mampu memberikan yang menghidupkan percakapan. Wiraswara ikut menentukan berhasil atau tidaknya dalang dan jurukawih dalam membawakan sebuah pertunjukan wayang golek.
Unsur Seni dan Budaya Yang Terdapat dalam pertunjukan Wayang golek
Dalam seni budaya pertunjukan tradisional wayang golek, setelah diteliti ternyata mengandung tiga unsur penting didalamnya yaitu sebagai tontonan, tuntunan, dan tatanan, berikut adalah rinciannya.
Tontonan
Tontonan adalah dimana didalam pertunjukan wayang golek itu memiliki nilai seni dan keindahan.
Tuntunan
Sedangkan, sebagai tuntunan karena dari cerita wayang golek yang ditampilkan terdapat ajaran-ajaran agama dan kehidupan masyarakat.
Tatanan
Dan terakhir sebagai tatanan yakni memberikan dasar kesadaran bahwa kita hidup bermasyarakat tidak dapat dilepaskan oleh adanya tata krama dan tata etika.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan jaman, seni pertunjukan wayang golek kini tidak hanya menampilkan sebuah cerita yang diiringi oleh musik saja, namun juga mereka menyematkan teknologi seperti, lightning, hologram serta tata panggung yang mendukung untuk menarik minat masyarakat khususnya generasi muda dalam berpartisipasi sebagai penonton.
Sehingga diperlukan desain yang lebih modern lagi dengan penggunaan teknologi yang mengacu pada masa depan sebagai desain utama dan menghadirkan kesan tradisional dari wayang golek. Untuk mengembangkan wayang golek tentu diperlukan sebuah prasarana yang dapat memfasilitasi kegiatan tersebut.
Sebagai media pembelajaran, khususnya untuk generasi muda dalam jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Akhir (SMA) yang sebagian besar lebih memilih kesenian modern dibandingkan dengan kesenian tradisional yang ada disekitar mereka.
Oleh karena itu, mereka perlu diperkenalkan pembelajaran tentang pertunjukan wayang golek, seperti tempat pembuatan wayang golek agar masyarakat mengetahui proses dan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah wayang golek seperti nilai kehidupan yang meliputi moral, religi, etika, dan lain sebagainya
Semoga kesenian wayang golek khususnya ditanah sunda tetap terus lestari, sama halnya seperti yang diharapkan oleh Almarhum Dalang Asep Sunandar Sunarya yang menginginkan untuk melestarikan kesenian wayang golek, ucap Dadan Sunandar Sunarya.