Di jawa barat terdapat beberapa rumah adat tradisional, ini dilihat berdasarkan dari bentuk atap, bahan bagunan yang digunakan masih tradisional. Selain rumah adat jolopong, masih banyak rumah adat khas sunda lainnya seperti rumah bentuk tagog anjing, badak heuay, parahu kumureb, dan jubleg nangkub.
Baca juga: √ Rumah Adat Sunda di Jawa Barat Keunikan, Gambar, dan Sketsa
Istilah dari kata jolopong ini merupakan istilah dari bahasa sunda yang diartikan “tergolek lurus”. Rumah bentuk jolopong juga termasuk bangunan rumah adat yang sangat tua sekali karena bentuk bangunan ini menyerupai bentuk atap seperti saung.
Suhunan Jolopong
Rumah adat jolopong adalah salah satu rumah adat sunda yang mempunyai dua bidang suhunan dibagian atap yang dipisahkan dengan jalur suhunan pada bagian tengah bangunan.
Pada bagian batang suhunan tersebut dibuat sama panjang, sejajar dengan bagian kedua sisi bawah bagian atap yang sebelah menyebelah, sedangkan suhunan pada bagian yang lainnya dibuat lebih pendek serta memotong tegak lurus di kedua ujung bagian suhunan rumah.
Bagian bentuk bangunan dari rumah jolopong ini berbentuk rumah panggung yang ketinggiannya hanya 40 sampai 60 cm diatas permukaan tanah dan biasanya terdapat tangga dibagian teras rumah. Bahan bangunan yang digunakan dalam rumah adat ini pun masih menggunakan bahan-bahan alami seperti ijuk, bambu, kayu, daun kelapa, batu, dan juga tanah.
Fungsi dan Bagian Rumah Adat Jolopong
Interior yang dimiliki oleh rumah jolopong terlihat sangat efisien. Dimana pada bagian ruang rumah jolopong memiliki 4 bagian utama yang terdiri dari ruangan depan, ruang tengah, ruangan samping, dan ruangan belakang.
1. Bagian Ruangan Depan Jolopong
Dibagian ruangan depan atau yang biasa disebut dengan rohang “tepas” atau “emper” dalam rumah jolopong berfungsi untuk menerima tamu. Konon dulunya ruangan ini sengaja dikosongkan, tanpa adanya perkakas ataupun peralatan rumah tangga seperti kursi, meja, bangku ataupun tempat duduk.
Apabila ada tamu yang datang maka barulah yang punya rumah menggelarkan tikar atau menyiapkan bangku untuk duduk. Seiring perjalanan waktu pada rumah adat jolopong tersebut kini sudah disediakan meja lengkap beserta kursinya dan peralatan ruang tamu lainnya.
2. Bagian Ruangan Tengah Jolopong
Pada ruangan tengah, pertengahan atau masyarakat sunda menyebutnya “tengah imah” di ruangan ini biasanya digunakan untuk tempat berkumpulnya para keluarga, audara dan sering digunakan pula sebagai tempat pelaksanaan upacara atau acara selamatan, dan tempat untuk mengundang banyak orang.
Baca juga: 30+ Adat Istiadat Sunda Ciri Khas Rupa-Rupa Tradisi di Pilemburan
3. Ruangan Samping Jolopong
Ruangan samping atau disebutnya “rohangan pipir imah” atau “pangkeng“pada bagian ruangan ini gunakan sebagai kamar atau ruang tempat tidur.
4. Ruangan Belakang Rumah Jolopong
Pada bagian ruang belakang yang meliputi dapur atau disebut “pawon” dan disini juga bagian tempat menyimpan beras yang disebut “padaringan“. Di ruangan belakang atau ruangan dapur ini biasanya hanya digunakan untuk memasak.
Bentuk Jolopong Adalah Bentuk Rumah Adat Paling Sederhana
Dari beberapa bentuk bangunan rumah adat yang ada di Jawa barat, bentuk rumah adat jolopong merupakan bentuk rumah yang paling sederhana dan banyak dilihat di daerah cagar budaya maupun di desa-desa di Jawa Barat.
Bentuk suhunan bangunan rumah jolopong memiliki bentuk seperti pelana dan memanjang, bisa dikatakan atap atau suhunan rumah ini sangat sederhana, tanpa adanya teknik atau lekukan yang sangat rumit. Suhunan jolopong juga dikenal dengan nama suhunan panjang, namun ada juga yang menyebutnya dengan suhunan Jepang.