Lagu A’anyaman merupakan lagu permainan anak-anak yang biasanya dimainkan sebagai pengiring permainan anak-anak dan sering dinyanyikan pula sebagai penghibur atau melepaskan waktu luang. Kata “aanyaman” berasal dari kata anyam yang artinya tindih menindih atau silang menyilang.
Lagu aanyaman adalah salah satu lagu permainan anak-anak Sunda atau ”kakawihan kaulinan urang lembur“. Lagu ini dinyanyikan oleh anak-anak secara bersama-sama ketika sedang berkumpul di halaman rumahnya. Berikut adalah lirik dari lagu tersebut.
Lagu permainan anak – A’anyaman
Pakait-kait suku
bitisna patumpang-tumpang
anyaman masing pageuh
tacan lesot ulah reureuhPakait-kait suku
bitisna patumpang-tumpang
anyaman masing kuat
tacan lesot ulah lumpatPakait-kait suku
bitisna patumpang-tumpang
nganyamna ulah rusuh
mun rusuh sok gampang labuh
Terjemahan:
Saling mengkait kaki
betisnya saling bertumpangan
dianyam biar kuat
belum lepas jangan berhentiSaling mengkait kaki
betisnya saling bertumpangan
dianyam biar kuat
belum lepas jangan lariSaling mengkait kaki
betisnya saling bertumpangan
menganyamnya jangan tergesa-gesa
jika tergesa-gesa cepat jauh
Lagu permainan anak ini mungkin diciptakan oleh pengarang ketika melihat masyarakat desa yang mata pencahariannya menganyam. Seperti kita ketahui masyarakat Sunda yang tinggal di desa mempunyai banyak cara untuk menambah pencaharian yakni dengan menganyam seperti di Garut, Tasikmalaya yang terkenal dengan anyaman berupa tikar, boboko (bakul) dan lain sebagainya.
Kemudian kata anyaman yang konotasinya membuat anyaman dari bahan bambu itu, ia tuangkan dalam lagu permainan anak-anakyang disimbolkan pada betis kaki anak-anak untuk saling tumpang tindih atau kait mengkait seolah-olah menyerupai anyaman.
Pengungkapan lagu itu kemudian dijadikan pengiring permainan anak-anak yang caranya mirip dengan menganyam, tetapi anyaman yang dimaksud di sini adalah betis.
Cara Memainkan Permainan A’anyaman
Adapun cara memainkannya adalah sekelompok anak-anak berusia antara 5-7 tahun yang jumlahnya paling sedikit 3 – 5 orang, anak-anak itu lalu membuat lingkaran dengan saling membelakangi teman-temannya atau membalikan badannya dan saling berpegangan tangan.
Kemudian sambil menyanyikan lagu, sebelah kakinya masing-masing antara teman yang satu dengan yang lainnya saling mengaitkan kaki sambil berputar-putar .
Makna dan Nilai Pendidikan:
Bila kita kaji makna dari permainan di atas, permainan ini mengandung nilai pendidikan yang mendidik agar anak-anak tangkas, dan permainan itu sendiri bukan merupakan permainan pertandingan tetapi permainan yang sifatnya main-main atau hiburan untuk mengisi waktu luangnya.
Isi lagu aanyaman melukiskan tentang bagaimana anak-anak yang ingin bersatu atau bertumpu dengan kaki yang satu, akan tetapi agar kuat kemudian saling kait mengkait antara kaki yang satu dengan yang lainnya. Lagu tersebut mengandung nilai-nilai luhur, karena mengungkapkan agar sesama manusia untuk saling tolong menolong, seperti diungkapkan dalam kata-kata
“Pakait-kait suku
bitisna patumpang-tumpang
anyaman masing pageuh“
Secara umum kehidupan desa, khususnya masyarakat Sunda yang tinggal di pedesaan mempunyai sifat gotong royong yang sangat akrab sekali. Ini terbukti ketika sedang melakukan panen padi atau membajak sawah, warga yang satu akan menolong warga lainnya.
Begitu pula dalam pembuatan rumah atau jika ada yang sedang kesusahan atau kesulitan, mereka tidak segan-segan akan bersatu untuk membantu. Nilai-nilai ini sangat baik ditanamkan pada anak-anak. Sehingga dalam pengungkapannya melalui lagu permainan anak-anak, akan membuat anak-anak selalu mengingat dan mengumpamakan dengan betisnya yang saling kait-mengkait tersebut.
Selanjutnya dalam menjalin persaudaraan hendaknya harus selalu dipupuk terus jangan sampai bercerai-berai, seperti yang dapat dilihat pada baik kedua yang dikatakan.
“anyaman masing kuat
tacan lesot ulah lumpat”
Makna dari kata-kata tersebut, janganlah melepaskan diri dari tanggung jawab yang bermacam-macam. Karena di dalam masyarakat harus dapat bertanggung jawab akan desanya di mana kita tinggal, begitu pula di dalam keluarga jangan melepaskan tanggung jawab di dalam keluarga baik itu sebagai seorang ayah, ibuataupun anak.
Selanjutnya terdapat pula makna bahwa dalam mengerjakan sesuatu janganlah tergesa-gesa, bila tergesa-gesa akhirnya akanfatal. Kata tersebut diungkapkan melalui kata-kata dalam bait terakhir, yakni:
“Nganyamna ulah rusuh
mun rusuh sok gampang labuh“Artinya: menganyamnya jangan tergesa-gesa
jika tergesa-gesa cepat jatuh
(Kalimat di atas merupakan perumpaan yang memberikan nasehat kepada anak agar selalu berhati-hati, jangan tergesa-gesa dalam segala hal)
Dengan demikian kata-kata perumpamaan di atas, secara keseluruhan memberikan pesan-pesan yang sangat baik kepada kita semua, terutama kepada anak-anak sebagai generasi penerus yang harus dapat memberikan teladan kepada generasi berikutnya agar nanti dikemudian hari jangan sampai tersesat.
Irama dari lagu aanyaman ini sangat enak didengar. lramanya berpola gembira sehingga ketika menyanyikan lagu tersebut anak-anak sangat bersemangat nadanya mudah diikuti serta kata-katanya mudah diingat selain itu juga kata-katanya banyak yang diulang-ulang.
Pada hakekatnya lagu tersebut mencerminkan bahasa budaya yang mengandung nilai-nilai universal. Hal ini merupakan suatu keutuhan yang membentuk suatu jalinan terpadu dan sering ditemukan dalam kehidupan, dan imajinasi yang disampaikan melalui lagu ini nampak untuk menghayati dan mencintai sesama manusia agar selalu saling tolong menolong.
Pada masa perkembangannya sekarang ini, lagu tersebut sudah sangat jarang dinyanyikan oleh anak-anak mungkin karena terdesak oleh lagu anak-anak yang baru. Walaupun demikian masih ada yang rnenyukainya terutamna anak-anak Sunda yang tinggal dipedesaan .