Langkah Membuat Carita Pondok, Ciri Carpon, Latihan Soal dan Jawabannya!

Sebelum membahas materi secara singkat tentang carita pondok atau carpon sunda, banyak diantara kita yang masih sering menanyakan tentang perbedaan dongeng dengan carpon itu seperti apa. Karena karangan prosa fiksi yang bentuknya cerita pendek itu bukan saja carpon akan tetapi ada juga yang disebut dongeng.

Nah, jadi carpon itu umumnya menceritakan tentang kejadian nyata, sedangkan dongeng mengandung unsur khayalan (pamohalan). Jadi, Carita pondok itu adalah rekaan atau fiksi dari tingkah laku manusian yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat atau kehidupan manusia sehari-hari dengan sebenar-benarnya.

Baca juga: Materi Carpon Bahasa Sunda Kelas 10 (Pamekar Di Ajar Basa)

Isinya biasanya tidak lepas dari nilai pendidikan serta pesan moral yang dapat diambil atau yang dapat dicontoh khususnya untuk si pembaca carita pondok itu sendiri.  Disebut carita pondok karena ada yang menyebutkan bahwa cerita tersebut dapat diukur dengan jumlah katanya antara 5.000-10.000 kata.

6 CIRI YANG ADA DALAM CARITA PONDOK

Sejarah carita pondok dina sastra sunda

Carita pondok memliki ciri-ciri yakni dari bentuk fiksinya yang pendek, sifat ceritanya yang naratif bukan argumentatif. Meskipun cerita fiksi alias cerita rekayasa namun dalam carita pondok harus realistis yaitu berupa suatu kejadian sehari-hari.

1. Wangun Fiksina Pondok

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”]Artinya, dalam carita pondok bentuk fiksinya itu pendek apabila dilihat dari jumlah katanya atau ceritanya lebih sedikit dibandingkan prosa-prosa sunda lainya.[/asap_note]

2. Sifat caritana naratif

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”]Artinya, dalam carita pondok itu hanya menceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh si pelaku, jadi bukan karangan deskriptif, argumentatif, maupun analisis.[/asap_note]

3. Caritana Mangrupa Karangan Fiksi

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”]Artinya, dalam carita pondok itu yang diceritakan merupakan kejadian yang dialami sebenarnya atau kisah tersebut benar-benar dialami oleh manusia meskipun hanya rekayasa.[/asap_note]

4. Eusi Carita Umumna Réalistis

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”]Artinya, meskipun merupakan cerita daro hasil rekayasa dari si pengarang, akan tetapi tetap jalan ceritanya harus dapat diartikan oleh akal.[/asap_note]

5. Carita Pondok Kudu Mangrupa Hiji Kajadian

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”]Artinya, carita pondok itu menceritakan tentang suatu kejadian, jadi ceritanya harus perpusat dengan kejadian yang ada dalam tema yang akan diceritakan tersebut.[/asap_note]

6. Basa nu digunakeun kudu singget tapi munel, seukeut, sugestif jeung ngirut.

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”]Artinya, bahasa yang digunakan dalam carita pondok itu harus singkat, tidak menjalur kesana-kesini, tajam, sugestif sehingga dapat menarik hati para pembaca.[/asap_note]

Conto Judul Buku Carita Pondok jeung Ngaran Pangarangna

Contona:

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”](1) Aam Amilia: Panggung Wayang;
(2) Abdullah Mustappa: Nu Teu Kungsi Kalisankeun;
(3) Ahmad Bakri: Ki Mérébot, Ayat Rohaédi: Hujan Munggaran;
(4) Caraka (sandiasma Wiranta): Néangan;
(5) Éddy D. Iskandar: Tali Asih anu Nganteng, Lembur Singkur Panineungan;
(6) Godi Suwarna: Murang-maring, Serat Sarwasatwa.[/asap_note]

6 Langkah dalam Mengarang Carita Pondok dan Hal Yang Harus di Hindari

Langkah dalam Mengarang Carita Pondok dan Hal Yang Harus di Hindari

Mengarang sebuah cerita pendek atau carpon merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan. Dan pesan tersebut itu bisa berupa gagasan, fikiran, rasa, dan keinginan dari orang yang mengarang cerita kepada para pembaca melalui media bahasa yakni tulisan.

Karena akan menciptakan sesuatu cerita yang baru, sehingga kegiatan mengarang ini termasuk kedalam kegiatan yang kreatif. Kegiatan kreatif ini berbeda dengan kegiatan meniru-niru atau menyampaikan kembali cerita yang ada sehingga menghasilkan cetakan baru atau (copas). Dibawah ini ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk membuat sebuah cerita pendek yang baru, diantaranya adalah sebagai berikut:

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”](1) Kumpulkan beberapa gagasan untuk dijadikan sebagai sumber cerita
(2) Dimulai dengan ide dasar sebuah cerita sederhana
(3) Carilah inspirasi dari orang-orang yang ada disekitaran kita
(4) Ketahui watak tokoh orang yang akan kita ceritakan tersebut
(5) Tentukan siapa orang yang akan diceritakan
(6) Gunakan imajinasi pikiran untuk mengarang
(7) Memulai mengarang tulisan
(8) Kalimat utama diawali dengan kalimat yang menarik yang mudah dipahami
(9) Tuliskan dan biarkan cerita tersebut mengalir sendirinya
(10) Menyunting karangan cerita[/asap_note]

Selain beberapa langkah-langkah dalam memulai mengarang carita pendek dibawah ini ada beberapa hal yang harus kita hindari ketika sedang membuat cerita pondok tersebut, diantaranya adalah

[asap_note color_bg=”#ffffc1″ color_text=”#181818″ position=”left”](1) Ada cerita di dalam cerita
(2) Penyampaian cerita yang berlebihan
(3) Tudak jelas siapa yang diceritakan
(4) Terlalu banyak tokoh yang diangkat
(5) Amanat dalam carpon tidak tersampaikan
(6) Terlalu banyak menggunakan gaya bahasa
(7) Karangan yang acak-acakan.[/asap_note]

Baca juga: 20+ Carpon Sunda, Carita Pondok Bahasa Sunda dan Artinya

CONTOH PERTANYAAN MENGENAI CARITA PONDOK DAN JAWABANNYA

Untuk dapat menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan mengenai carita pondok atau carpon sunda dibawah ini, sebenarnya kamu juga dapat membaca mengenai materi singkat tentang carpon yang sudah dituliskan di situs ini. Namun pertanyaan tentang carita pondok ini sudah saya isikan lengkap dengan jawabannya.

Jawab kalayan bener!

1. Anu teu kaasup kana ciri-ciri carita pondok, nyaéta…

a. Wangun fiksina pondok
b. Sifat caritana naratif
c. Caritana mangrupa karangan fiksi
d. Ngandung wirahma
e. Eusi carita umumna réalistis

2. Carpon dina judul “Panggung Wayang” karangan…

a. Abdullah Mustappa
b. Ahmad Bakri
c. Karna Yudibrata
d. Godi Suwarna
e. Aam Amilia

3. Carpon karangan Ayat Rohaedi, nyaeta…

a. Hujan munggaran
b. Panggung Wayang;
c. Lembur Singkur Panineungan
d. Murang-maring,
e. Néangan;

4. Nurutkeun Brooks dina Tarigan (1994:178), aya sabaraha rupa carita pondok téh ….

a. 2 (Nyaéta short story, jeung long short story)
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6

5. Short story nyaéta carita pondok anu jumlah kecapna kurang ti …. Kecap.

a. 1000
b. 3000
c. 5000
d. 7000
e. 10000

6. Long short story nyaéta carpon anu jumlah kecapna di antara….

a. 5.000 nepi ka 10.000 kecap
b. 10.000 nepi ka 15.000 kecap
c. 15.000 nepi ka 20.000 kecap
d. 20.000 nepi ka 25.000 kecap
e. 25.000 nepi ka 30.000 kecap

7. Kiwari muncul carita anu pohara pondokna, ukuranana mini, ukur saparagraf, nu disebut …

a. Mini paragraf
b. Paragraf mini
c. Mini fiksi
d. Fiksi mini
e. Carita mini

8. Anu ngadadasaran ayana carita sarta jadi pamiangan pangarang dina midangkeun karya rékaan anu diciptana disebut …

a. amanat
b. galur
c. tokoh
d. latar
e. tema

9. carita rékaan (fiksi) tina tingkah laku manusa anu nyaritakeun kahirupan masarakat atawa manusa sapopoé anu méré kesan lir enya-enya kajadian. Eusina biasana teu leupas tina ajén atikan jeung moral pikeun pieunteungeun atawa picontoeun hususna anu macana disebut….

a. Novel
b. Carpon
c. Drama
d. Sajak
e. Sisindiran

Nah, mungkin itu saja sedikit materi pembahasan singkat mengenai materi carita pondok yakni ciri ciri yang ada dalam carita pondok, contoh judul buku carita pondok serta pengarangnya, langkah-langkah dalam membuat atau mengarang carita pondok beserta dengan beberapa hal yang harus kita hindari, dan juga latihan soal yang berhubungan tentang carita pondok beserta dengan jawabannya, semoga dapat menambaha wawasan kita mengenai karya sastra fiksi yang satu ini.