Aksara Sunda

√ Wujud Aksara Sunda Dasar dan Baku Beserta Penulisannya

×

√ Wujud Aksara Sunda Dasar dan Baku Beserta Penulisannya

Sebarkan artikel ini

Aksara Sunda – Setelah diartikel sebelumnya kita membahas tentang jenis-jenis aksara sunda yang digunakan dahulu, kini kita lanjut ke materi selanjutnya yaitu mengenai wujud aksara sunda dasar dan juga aksara sunda baku itu sendiri.

Baca: 6 Jenis Aksara Yang Digunakan Orang Sunda Dulu Hingga Sekarang

Advertise By Adsense
Advertise By Adsense

Sejak dahulu memang masyarakat sunda pernah menggunakan beberapa aksara dalam tradisi tulisannya. Hal ini menunjukan bahwa memang sudah lama masyarakat Sunda termasuk kepada kelompok masyarakat yang beraksara. Berdasarkan data sejarah, di Jawa Barat telah digunakan beberapa jenis aksara seperti aksara Pallawa (Pra-nagari), Sunda Kuno, Carakan Jawa, Arab-Pegon, Cacarakan, dan Latin.

Dan sekarang, salah satu aksara yang digunakan dan sekaligus menjadi bahan pembelajaran di sekolah serta dijadikan salah satu identitas keberadaan budaya Sunda adalah “Aksara Sunda” (tanpa akhiran Kuno/Kuna). Seperti pada pembahasan sebelumnya, bahwa aksara Sunda merupakan aksara hasil dari kreatifitas dan kearifan lokal masyarakat Sunda yang mendapat pengaruh dari aksara Pallawa India.

Aksara Sunda Dasar

Aksara Sunda Dasar

Aksara Sunda yang pernah digunakan jaman dahulu dapat dibedakan atas beberapa variasi sesuai dengan bahan tulisannya yang berbeda-beda, misalnya seperti yang tertulis pada batu, logam, daun, kertas saeh, pahat, palu, paku, pisau, pena, tinta, dan cara menulisnya pun langsung dengan menggunakan tangan, sehingga aksara sunda bersifat individual.

Masa pemakaiannya berlangsung lama sekitar 400 tahun, tingkat kecerdasan dan pengetahuan masyarakatnya berlainan, dan wilayah pemakaiannya cukup luas hampir seluruh Jawa Barat. Dalam hal ini, bentuk dan kelengkapan (ejaan) aksara Sunda yang ditulis pada batu dan logam, prasasti menunjukkan beberapa perbedaan dengan aksara Sunda yang ditulis pada daun (naskah).

Aksara Sunda yang ditulis pada naskah menggunakan alat tulis pisau (peso pangot) mengandung perbedaan dengan aksara yang ditulis menggunakan alat tulis seperti pena dan tinta, begitu pula bentuk aksara dan ejaannya yang ditulis pada prasasti Kawali pada abad ke-14 memiliki perbedaan dengan naskah yang ditulis abad ke-16 Sanghyang Siksa Kandang Karesian yang merupakan Pedoman Masyarakat Sunda dahulu.

Baca juga: Contoh Kalimat Aksara Sunda beserta Artinya

Berdasarkan kelengkapan aksara konsonan, vokal, penanda vokal, angka, sistem pengaksaraan, dan kepraktisan pemakaiannya, saat ini model aksara Sunda yang ditulis pada naskah (daun, kertas saeh, pada abad ke-16 sampai ke-18) ditentukan sebagai Aksara Sunda Dasar bagi pemenuhan Peraturan Daerah nomor 6 tahun 1996 tentang “pengembangan aksara sunda”.

Aksara Sunda Baku

Aksara Sunda Baku

Kelengkapan dan struktur bentuk aksara (konsonan, vokal, dan lain-lain) pada kosa kata bahasa Sunda Kuno banyak dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta dan aksara Palawa (Pra-Nagari) yang mengandung beberapa perbedaan dengan kelengkapan dan struktur bentuk aksara pada kosa kata bahasa Sunda di masa selanjutnya yang dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Arab, Jawa, Melayu, Belanda, Indonesia, Jawa (Carakan), dan Latin.

Kenyataan tersebut mengharuskan aksara Sunda yang akan digunakan untuk menuliskan bahasa Sunda sesungguhnya terlebih dahulu perlu dilakukan pembakuan aksara dan ejaannya disesuaikan dengan tingkat kekayaan bahasa Sunda saat ini. Oleh karena itu, perlu dibuat dan ditetapkan hanya satu macam bentuk (model) aksara Sunda dan satu macam ejaan yang sesuai dengan khazanah bahasa Sunda sekarang serta situasi, kondisi, dan keperluan masyarakat Sunda masa kini ini dan masa datang.

Baca juga: 50 Kaligrafi Aksara Sunda Cantik, Karya Siswi Pilihan!

Penyesuaian (modifikasi) dimaksud dilakukan terhadap jenis aksara manapun, kapanpun, dan oleh siapapun. Ejaan untuk menuliskan bahasa Sunda dengan aksara Latin pun telah mengalami beberapa kali perubahan. Berdasarkan hasil Lokakarya Aksara Sunda di Kampus Jatinangor Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran dan diskusi Tim Pengkajian Aksara Sunda di Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat.

Pada tahun 1998 lalu, sudah ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1, Jawa Barat Nomor: 434/ SK.614-Dis.PK/99 tanggal 16 Juni 1999. Disimpulkan, disepakati, dan ditetapkan bahwa penyesuaian (modifikasi) aksara Sunda untuk penulisan bahasa Sunda mutakhir didasarkan atas pedoman sebagai berikut:

Penyesuaian Aksara Sunda Untuk penulisan Bahasa Sunda

Penyesuaian Aksara Sunda Untuk penulisan Bahasa Sunda

  • Bentuknya mengacu kepada aksara Sunda Kuno, sehingga keasliannya terjaga.
  • Bentuknya sederhana sehingga mudah dituliskan.
  • Sistem penulisannya berdasarkan pemisahan kata demi kata
  • Ejaannya mengacu kepada bahasa Sunda mutakhir sehingga mudah dibaca.
  • Memperhatikan unsur keindahan (estetika) sehingga kelak disenangi oleh pemakainya dan bisa dilukiskan kaligrafinya (tulisan indah).
  • Daftar abjad diperkaya dengan khazanah kosa kata bahasa Sunda mutakhir.
  • Tanda bacanya menggunakan tanda baca yang berlaku untuk menuliskan bahasa Sunda dengan aksara Latin.
  • Dimungkinkan ditulis dengan menggunakan alat cetak modern, seperti mesin tik, mesin cetak, komputer.

Wujud Aksara Sunda

wujud aksara sunda

Berdasarkan dari pedoman modifikasi yang sudah disebutkan di atas, kini disusunlah abjad aksara Sunda Baku beserta dengan ejaannya seperti batasan teknis seperti di bawah ini :

a. Silaba dan Vokal Mandiri

1. Ukuran badan aksara adalah 4:4, kecuali pada silaba /ra/ adalah 4:2, /nya/ adalah 4:6. dan pada vokal mandiri /i/, /o/, dan /u/ adalah 4:3.
2. Sudut yang dibentuk oleh 2 (dua) garis, berada dalam kisaran antara 45°-75°.

b. Penanda Bunyi

1. Ukuran badan aksara adalah 2:2, kecuali “pamaeh” adalah 6:2.
2. Perbandingan ukuran badan aksara antara penanda bunyi dengan silaba dan vokal mandiri adalan 1:2 dari 4:4.
3. Sudut yang dibentuk oleh 2 garis, berada dalam kisaran antara 45°-75°.

c. Angka

1. Ukuran badan aksara adalah 4:4, kecuali angka 4 adalah 4:2.
2. Sudut yang dibentuk oleh 2 (dua) garis, berada dalam kisaran antara 45°-75°.
3. Penulisan angka diapit oleh masing-masing 1 (satu) garis vertikal dengan ukuran panjang 6 dari ukuran perbandingan 4:4.

Abjad

Berbeda dengan aksara Latin dan aksara Arab yang abjadnya satu huruf (fonem), abjad aksara Sunda dan jenis aksara lain yang merupakan pengembangan dari aksara Palawa/Pra-Nagari berdasarkan satu suku kata (silabial). Dalam abjad aksara Sunda dibedakan antara Aksara Ngalagena, Vokal Mandiri, Penanda Bunyi, dan Angka.

Aksara Ngalagena adalah lambang bunyi yang dapat dipandang sebagai fonem konsonan, tanpa tanda-tanda yang menyatakan fonem vokal”.

Vokal Mandiri adalah lambang bunyi fonem vokal yang berdiri sendiri, umumnya digunakan pada posisi awal kata atau sukukata”.

Pananda bunyi atau Rarangken adalah pelengkap Aksara Ngalagena yang berfungsi sebagai tanda vokalisasi untuk mengubah vokal yang mengikuti Aksara Ngalagena atau berupa tanda-tanda lainnya”.

Angka adalah lambang bilangan yang memiliki nilai hitungan dari satu sampai nol”.

1. Abjad Aksara Sunda Dasar

a. (Aksara Ngalagena Berdasarkan Urutan Abjad)

Aksara Ngalagena Berdasarkan Urutan Abjad

b. (Aksara Ngalagena Berdasarkan Kemiripan bentuk)

Aksara Ngalagena Berdasarkan Kemiripan bentuk

c. (Vokal Mandiri)

c. Vokal Mandiri

d. (Angka)

e. (Penanda Bunyi)

2. Abjad Aksara Sunda Baku

a. (Aksara Ngalagena Berdasarkan Urutan Abjad)

b. (Aksara Ngalagena Berdasarkan Kemiripan Bentuk)

c. (Vokal Mandiri)

d. (Angka)

e. (Penanda Bunyi)

 

* Penanda Bunyi

Nama penanda bunyinya untuk:

  • é = Panéléng
  • e = Pamepet
  • eu = Paneuleung
  • i = Panghulu
  • o = Panolong
  • u = Panyuku
  • Ø = Pamaéh”
  • +h = Pangwisad
  • +r = Panglayar
  • +ya = Pamingkal
  • +la = Panyiku
  • +ng = Panyecek
  • +ra = Panyakra

Nah, demikianlah beberapa bentuk dari aksara sunda dasar dan juga aksara sunda baku, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan artikel diatas. Semoga dapat bermanfaat untuk referensi dan menambah wawasan kita mengenai aksara sunda di jawa barat.