Kawih eundeuk eundeukan merupakan salah satu lagu dari permainan anak-anak atau ‘kakawihan kaulinan urang lembur’ kaulinan barudak sunda. Kakawihan ini biasanya dinyanyikan oleh anak-anak ketika sedang bermain-main atau ketika berkumpul untuk melepaskan waktu luang mereka, dan sebagai lagu pengiring dari permainan anak-anak sunda.
Notasi Kawih Eundeuk Eundeukan
Eundeuk Eundeukan Lirik dan Artinya
Eundeuk-eundeukan lagondi
meunang peucang sahiji
leupas deui ku nini
beunang deui ka aki
Artinya:
Goyang-goyangan lagondi
mendapat kancil atau kijang satu
lepas lagi oleh nenek
tertangkap lagi oleh kakek
Kawih “eundeuk-eundeukan” merupakan nyanyian yang mempunyai 4 padalisan atau larik. Walaupun hanya 4 padalisan tetapi mempunyai makna dan arti untuk menyampaikan pesan-pesan yang luhur yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Lagu tersebut melukiskan tentang pohon logandi yang digoyang-goyang (eundeuk-eundeukan lagondi) oleh anak-anak agar kijang ke luar dari tempat persembunyian dan kijang itu tertangkap (meunang peucang sahiji), tetapi oleh nenek terlepas (leupas deui ku nini) dan kemudian tertangkap lagi oleh kakek (beunang deui ku aki).
Nampaknya pengarang atau pencipta lagu kaulinan barudak ini ingin mengungkapkan tentang kehidupan manusia yang menyatu dengan lingkungan alam, seperti tanam-tanaman dan margasatwanya. Hal ini nampak pada syair kata-kata seperti kata lagondi, peucang (kijang atau kancil) dan nini dan aki (nenek dan kakek).
Hal ini merupakan suatu hal yang biasa bagi kehidupan di desa, bahwa seorang anak mempunyai nilai tersendiri dalam keluarganya. Seorang anak jarus membantu orang tua untuk meringankan beban, misalnya membantu orang tua di sawah, ladang atau menggembalakan ternak. Pekerjaan tersebut biasanya dilakukan setelah pulang dari sekolah.
Dalam melakukan pekerjaan tersebut, anak-anak biasanya akan bertemu dengan kawan-kawannya di tempat tersebut, nah di tempat inilah anak-anak mencari pohon yang rindang untuk berteduh sambil bersenda gurau. Kadang-kadang pohon itu dipanjatnya untuk melihat atau mengawasi ternak yang sedang digembalakan, bila ternaknya ada yang terpisah dari sekawanan ternak lainnya, anak yang sedang menggembala tersebut akan menggoyang-goyangkan pohon sambil berteriak-teriak.
Begitu pula jika padi di sawahnya mulai menguning, maka akan membuatkan orang-orangan atau jujurigan yang diikatkan kepada pohon yang rindang, lalu tali tersebut ditarik-tariknya oleh anak-anak dari atas pohon sambil bemyanyi, maksudnya agar burung pemakan padi itu terbang. Bila kita kaji makna dari lagu eundeuk-eundeukan, lagu ini dapat disebut jangjawokan. Maksudnya mempunyai arti untuk mengusir atau menakut-nakuti.
Nila-inilai yang Terkandung Pada Lagu Eundeuk Eundeukan
Sebenarnya, bila disimak lebih dalam dapat pula memperhalus suatu pengertian bahwa di dalam lagu tersebut ingin disampaikan pesan yang luhur yakni agar mencintai lingkungan beserta isinya. Pohon lagondi merupakan pohon yang kuat karena akarnya dapat menunjang batang serta daunnya yang lebat sehingga dapat dipanjat, seperti pada kata:
“Eundeuk-eundeukan lagondi
meunang peucang sahiji”
Kata-kata tersebut mempertegas bahwa pohon lagondi meskipun sedang digoyang-goyang tidak akan roboh , dan dimaksudkan agar binatang yang namanya kancil keluar dari persembunyian untuk ditangkap, untuk dilindungi dari pembunuhan liar. Ini menunjukkan kecintaan pada margasatwa. Dengan demikian, nila-inilai yang terkandung dalam lagu tersebut adalah nilai pengetahuan (pendidikan). Artinya, mendidik agar anak-anak mencintai lingkungan beserta isinya.
Dan untuk lebih mengetahui secara mendalam akan makna dan arti tentang khasiat dari tanam-tanaman, karena tanam-tanaman banyak sekali manfaatnya. Pada hakekatnya lagu kaulinan barudak sunda ini sangat sederhana dan mudah untuk diikuti, karena iramanya lucu serta kata-katanya sangat sederhana dan selalu diulang-ulang, sehingga anak-anak akan dapat mengikutinya dengan mudah.
Selain itu, lagu tersebut juga mempunyai makna yang sangat mendalam, karena nampak adanya rasa cinta pada lingkungan hidup, yakni mengibaratkan adanya pohon lagondi. Pohon tersebut banyak sekali kegunaannya, selain untuk arang yang dapat dijadikan bahan bakar juga kulit dan pucuk daunnya dapat dijadikan sebagai obat.
Dalam masa perkembangannya, sekarang lagu tersebut sudah sangat jarang dinyanyikan oleh anak-anak karena mungkin terdesak oleh kemajuan jaman yang semakin modern, kebanyakan dari anak-anak kini lebih mengenal lagu-lagu dewasa ketimbang lagu -lagu yang sebenarnya cocok untuk seumuran mereka dan perkembangan mereka.