Cerita pantun adalah cerita sunda buhun yang biasanya dibawakan dengan diiringi alat musik, seperti kecapi. Orang yang mempergelarkan cerita pantun disebut dengan juru pantun.
Juru pantun juga biasanya merupakan juru penerang di masarakat, seperti halnya pada seni wayang golek yang ada pada jaman sekarang, dalangnya selalu memberikan penerangan kepada masyarakat lewat kata-katanya.
Baca juga: √ Carita Pantun Sunda, 8+ Contoh dan Materinya Lengkap!
Umur pantun sendiri terbilang sudah lama. Namun sekarang, cerita pantun jarang dimainkan oleh masyarakat. Meskipun demikian, juru pantun masih ada hingga saat ini, terutama diwilayah pedesaan.
Pada tahun 50-an, cerita pantun sunda sangat populer. Sebab dulu, cerita pantun banyak diminati dan disenangi oleh masyarakat terutama dikalangan petani di pedesaan. Sebab, cerita pantun ini sangat melekat sekali dengan kehidupan di desa.
Pantun merupakan bagian kesenian dari nenek moyang kita, khususnya untuk orang sunda. Yang menonjol dalam kesenian pantun ini yaitu, lakon karya sastra yang diceritakan dari sebuah cerita.
Sayang sekali kalau pada jaman sekarang, pantun kurang diminati masyarakat sunda, mungkin karena dianggap ketinggalan jaman, yang tidak menceritakan keadaan pada jaman sekarang. Padahal, cerita pantun adalah karya yang dimiliki orang Sunda.
Struktur
Mempergelarkan cerita pantun harus didukung dengan sarana upacara, seperti membakar kemenyan, sesajen, menyediakan kembang tujuh rupa, roko, sisir, minyak, dan lain sebagainya.
Sebelum memulai cerita pantun, biasanya sang juru pantun membakar kemenyan terlebih dahulu, kemudian meminta izin, supaya yang menanggap cerita pantun ini diberikan keselamatan.
Setelah itu, barulalan sang juru pantun memulai ceritanya. Pagelaran pantun bisa sampai semalaman, bahkan bisa sampai dua malam lamanya, hal ini dikarenakan umumna carita pantun itu panjang.
Cerita-cerita dalam pantun
Cerita pantun biasanya menceritakan Kerajaan Pajajaran dan Karajaan Galuh (Kerajaan sunda) pada masa lalu. Kalau ceritanya sudah tamat, cerita pantun ditutup dengan rajah, yang biasa disebut dengan rajah pamunah atau rajah penutup.
Carita pantun yang cukup terkenal pada saat itu, diantaranya adalah: Lutung Kasarung, Ciung Wanara, Mundinglaya di Kusumah, Badak Pamalang, dan Nyai Sumur Bandung.
Baca juga:
Sejarah Dan Pengertian Carita Pantun Dalam Bahasa Sunda!
Nah, demikianlah artikel mengenai pengertian cerita pantun sunda dalam bahasa indonesia. Semoga dapat menambah wawasan kita terutama ditatar pasundan, khususnya di jawa barat.