Analisis Rincian 12 Cerita Dongeng Sasakala Dalam Media Pendidikan

Tema atau topik yang ada pada cerita sasakala memang biasanya mengenai tentang ajaran moral. Dalam kesempatan kali ini basasunda.com akan menuliskan beberapa analisis dari cerita sasakala sunda, mungkin bisa bermanfaat buat kamu saat mendapati tugas sekolah apabila disuruh menyebutkan tentang analisis dongeng sasakala yang mungkin ada dibawah ini.

Rincian ini seperti analisis mengenai nilai yang terkandung dalam cerita dongeng, sikap, penokohan, tema yang terdapat pada dongeng-dongeng sasakala tersebut, dan lain sebagainya. Namun sebelumnya kita simak terlebih dahulu fakta-fakta dalam cerita sasakala ini dan mengapa Dongeng Sasakala ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran khususnya dalam mendidik anak.

Fakta-Fakta Cerita Dongeng Sasakala Sunda

Fakta-Fakta Cerita Dongeng Sasakala Sunda
Tokoh :

Tokoh dan karakter yang beragam

Latar :

Latar tempat kejadian umumnya di daerah atau pedesaan dan hutan, latar waktu umumnya di zaman dahulu

Alur :

Alur yang digunakan dalam cerita sasakala adalah alur maju.

Sarana Dalam Cerita Dongeng Sasakala

Sudut pandang :

Sudut pandang orang ketiga tidak terbatas

Gaya :

Gaya dan tone sederhana dan juga ringan

Dari hasil analisis terhadap dongeng-dongeng sasakala, terutama tema dan juga karakter tokoh dan nilai-nilai moral, mudah-mudahan bisa untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi para pembaca dongeng, terutama bagi para pelajar disekolah.

Dongeng sasakala sendiri merupakan karya sastra dalam bentuk prosa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dongeng terdiri dari beberapa jenis apabila digolongkan berdasarkan isi ceritanya, dan salah satunya dongeng sasakala atau legenda ini.

Baca juga :Kumpulan 9 Contoh Cerita Dongeng Fabel (Sasatoan) Bahasa Sunda

Dongeng sasakala sendiri adalah dongeng yang telah diketahui oleh masyarakat sejak zaman dahulu. Sasakala merupakan cerita rakyat yang dianggap oleh (pemilik cerita) sebagai sebuah kejadian yang benar-benar terjadi.

Kejadian berlangsung dalam waktu yang belum lama dan terjadi di tempat atau lingkungan yang telah dikenal oleh masyarakat. Dongeng sasakala merupakan golongan cerita yang tersebar secara lisan, dan dianggap memiliki dasar kesejarahan atau semua cerita yang telah menjadi milik golongan masyarakat tertentu.

Dongeng Sasakala Media Untuk Mendidik Anak

Dongeng Sasakala Media Untuk Mendidik Anak
Foto @ sayangianak.com

Saat ini, banyak karya sastra lisan yang telah ditulis dan disebarkan dalam bentuk tulisan tidak terkecuali dongeng. Hal tersebut tidak terlepas dari peran media-media cetak dan internet. Transformasi teks-teks dongeng dari bahasa lisan ke dalam tulisan menjadikan dongeng-dongeng lebih mudah dikenal oleh masayarakat khusunya di pasundan.

Hal ini merupakan upaya untuk mengenalkan dan mengingatkan kembali budaya dongeng sunda kepada generasi saat ini yang sudah tidak mengenal lagi budaya mendongeng. Padahal masyarakat Sunda memiliki banyak dongeng yang berfungsi untuk mendidik anak, salah satunya adalah dongeng sasakala.


Oleh karena itu, media internet juga memegang peran penting dalam mengenalkan kembali dongeng-dongeng, tidak terkecuali dongeng sasakala berbahasa sunda sebagai upaya mewariskan nilai-nilai moral kepada generasi penerus bangsa.

Dongeng sasakala tidak hanya terbatas pada cerita asal usul suatu tempat. Akan tetapi, dongeng sasakala juga menceritakan asal muasal tumbuhan, binatang, dan tokoh. Dongeng sasakala tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tapi juga sebagai sumber belajar.

“Dongeng sasakala kaya akan nilai-nilai pendidikan moral untuk menunjang proses pembelajaran, walaupun cerita dalam dongeng sasakala sering tidak masuk akal, tapi isi dongeng sasakala mencerminkan kehidupan manusia.”

Oleh karena itu nilai-nilai dan simbol yang terkandung dalam dongeng sasakala penting untuk dikaji dan diteliti. Kini, proses pembelajaran lebih mementingkan kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan pembentukan karakter dan moral siswa.

Karena itu, saat ini banyak siswa yang pintar secara akademik tapi tidak memiliki karakter dan moral yang baik. Proses pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa tidak memperhatikan persoalan moral dan kebudayaannya (Sunda) sendiri. Alhasil, generasi masa kini semakin jauh dari adat budayanya, semakin jauh dari tradisinya dan semakin menurun kebanggaan terhadap budayanya.

Berdasarkan hal tersebut, penting kiranya untuk mengkaji dan meneliti nilai-nilai yang terkandung dalam dokumentasi tradisi untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

Dalam melakukan kajian tersebut, pers-pektif etnopedagogik diyakini bisa dipakai sebagai dasar analisis untuk menemukan nilai-nilai moral yang terkandung dalam dongeng sasakala. Selain itu, penting juga untuk mengkaji struktur dari dongeng sasakala karena akan memudahkan dalam menemukan nilai-nilai moral pendidikan dalam dongeng sasakala.

Dongeng-dongeng sasakala yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk tulisan tentu menunjang guru dalam menyediakan bahan ajar. Dongeng-dongeng yang telah mengalami transformasi ke dalam bentuk tulisan biasanya diterbitkan oleh media-media cetak atau internet.

Analisis Rincian Nilai moral yang terkandung Pada Dongeng Sasakala

Berikut adalah beberapa analisis tentang dongeng sasakala sunda beserta nilai yang terkandung dalam cerita, sikap, penokohan, tema atau topik  yang terkandung dalam dongeng tersebut. Klik pada judul dongeng jika ingin membaca alur ceritanya.

Judul : Sasakala Situ Bagendit

Tema

Akibat dari sifat kikir adalah kebinasaan

Fakta cerita

1) Tokoh: Nyi Endit (kikir), Aki (sabar)
2) Alur maju
3) Latar: pedesaan di wilayah Garut, Jawa Barat

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan
3) simbol: Nyi Endit (sifat kikir)

Nilai

1) moral manusia kepada Tuhan
2) moral manusia kepada pribadi
3) moral manusia kepada manusia

Sikap

1) iman/takwa
2) Jangan kikir
3) harus menolong sesama

Judul : Pahlawan Tatar Subang

Tema

Orang yang membela rakyat akan dicintai rakyat

Fakta cerita

1) Tokoh: Ki Lapidin (membela rakyat), Walanda (licik), Ki Bewok (sirik)
2) Alur Maju
3) Latar: pedesaan/zaman penjajahan Belanda

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada Tuhan
2) moral manusia kepada pribadi
3) moral manusia kepada manusia

Sikap

1)iman/takwa
2) membela rakyat
3) menolong sesama

JudulSasakala Situ Paténggang

Tema

Cinta sejati mendatang-kan kebahagiaan

Fakta cerita

1) Tokoh: Ki Santang (setia, penuh cinta), Dewi rengganis (setia, penuh cinta)
2) Alur maju
3) Latar: hutan/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada pribadi
2) moral manusia dalam mencapai kepuasan lahir batin

Sikap

1) setia
2) mewujud-kan mimpi

Judul : Pangguya-ngan Badak Putih

Tema

Kekuasaan makhluk tidak dapat mengalahkan kekuasaan alam

Fakta cerita

1) Tokoh: Maung Lodaya (cepat marah, berani, lemah), Monyét (jahil, baik hati), mencek (bijaksana)
2) Alur maju
3) Latar: hutan/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada alam
2) moral manusia kepada pribadi
3) moral manusia kepada manusia

Sikap

1) harus menjaga kelestarian alam
2) harus bertindak dengan pertimbangan yang matang
3) harus menolong sesama

Judul : Sasakala Reungit

Tema

Anak nakal akan hidup dalam kesengsaraan

Fakta cerita

1) Tokoh: Murangkalih (nakal,
suka bohong, suka mencuri), Aki-aki (sabar,tega)
2) Alur maju
3) Latar: hutan/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada pribadi
2) moral manusia kepada manusia

Sikap

1) jangan mencuri dan berbohong
2) tidak dendam pada orang lain

Judul : Sasakala Cucunguk

Tema

Hidup bersih penting dalam kehidupan

Fakta cerita

1) Tokoh: Ujang (nakal, jorok), Indung (tegas, sayang kepada anak)
2) Alur maju
3) Latar: pedesaan/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada Tuhan
2) moral manusia kepada pribadi
3) moral manusia kepada waktu

Sikap

1) harus ingat pada kekuasaan Tuhan
2) harus hidup bersih
3) harus ingat waktu shalat

Judul : Sasakala Lembur Jati

Tema

Pahlawan adalah yang sejati adalah orang yang cinta tanah air

Fakta cerita

1) Tokoh: Embah Rangga Manggala (teguh pendirian, membela rakyat, berani, sakti)
2) Alur maju
3) Latar: hutan/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada Tuhan
2) moral manusia kepada pribadi
3) moral manusia kepada manusa
4) moral manusia kepada waktu
5) moral manusia dalam mencapai kepuasan lahir batin

Sikap

1)iman/takwa, berdoa pada Tuhan
2) teguh pendirian
3) demokratis
4) harus mengingat kematian
5) menyukai seni

Judul : Sasakala Danau Toba

Tema

Akibat dari ingkar janji adalah hidup dalam kesendirian

Fakta cerita

1) Tokoh: Pamuda (ingkar janji cepat marah), Wanoja (sabar, sayang pada anak), budak leutik (nakal, tidak patuh pada orang tua)
2) Alur maju
3) Latar: hutan/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada pribadi pribadi

Sikap

1) jangan ingkar janji, harus bisa menahan amarah

Judul : Sani jeung Giran (Sasakala ti Sumatera Barat)

Tema

Cinta sajati yang tidak disetujui keluarga

Fakta cerita

1) Tokoh: Sani (setia), Giran (setia, berani), Kukuban (dendam),
2) Alur maju
3) Latar: pedesaan, gunung Tinjau/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada Tuhan
2) moral manusia kepada manusia

Sikap

1) iman/tak-wa, berdoa pada Tuhan
2) jangan dendam

Judul : Kuda teu Boga Tanduk

Tema

Niat baik dibalas perilaku licik

Fakta cerita

1) Tokoh: Sakadang Kuda (dermawan, baik hati), Sakadang Uncal (licik)
2) Galur mérélé
3) Latar: hutan/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada pribadi

Sikap

1) jangan menjadi orang yang licik, hati-hati memilih teman

Judul : Si Lancang

Tema

Akibat dari durhaka pada Ibu adalah kebinasaan

Fakta cerita

1) Tokoh: Si Lancang (durhaka pada ibu), Indung (menyayangi anak, sabar)
2) Alur maju
3) Latar: tepi pantai/zaman dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada pribadi

Sikap

1) mencintai dan menghormati ibu

Judul : Sasakala Irian

Tema

Kebersihan hati menjadikan hidup bahagia

Fakta cerita

1) Tokoh: Mananamkrdi (Bersih Hati), Insoraki (ikhlas, patuh pada orang tua), Bintang Pagi (suka menolong), Konori (cinta tanah air)
2) Alur maju
3) Latar: Pulau Meokbundi/za-man dahulu

Sarana Sastra

1) sudut pandang: orang ketiga tidak terbatas
2) gaya & tone : sederhana dan ringan

Nilai

1) moral manusia kepada pribadi

Sikap

1) sabar/bersih hati

Itulah beberapa hasil dari analisis rincian nilai moral yang terkandung dalam dongeng sasakala, selain 12 dongeng diatas tentunya masih banyak lagi yang lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam bahan pelajaran bahasa sunda di sekolah di dalam menganalisis nilai yang terkandung dalam sebuah cerita dongeng.

Leave a Comment