Rumah Panggung Sunda dan Nama-Nama Bagiannya

Rumah panggung atau “imah panggung” merupakan bangunan tradisional yang khas dari masyarakat sunda. Dalam sejarahnya, rumah panggung adalah salah satu bentuk inovasi bangunan yang dirancang agar tahan terhadap gempa dan banjir, serta untuk tempat hunian yang nyaman.

Rumah panggung tradisional mempunyai kelembaban yang lebih baik apabila bandingkan dengan rumah modern saat ini. Hal ini dikarenakan dari tingkat pencahayaan dan bahan bangunan yang digunakan masih menggunakan bahan alami.

Rumah panggung bukan hanya ada di daerah Jawa Barat saja, akan tetapi berada diseluruh wilayah indonesia, karena rumah panggung ini sangat erat dengan kehidupan masyarakat Indonesia

Rumah Panggung Sunda Tradisional


Keunikan yang ada di rumah panggung adalah dari bentuk atau desainnya serta bahan bangunan yang digunakan masih alami. Seperti konstruksi di pada tihang rumah yang bertumpu pada batu, dan ada juga yang membuatnya langsung diatas permukaan tanah, ini yang membuatnya lebih unik.

Jenis Rumah Panggung

Masyarakat sunda memiliki jenis rumah panggung yang berbeda-beda bentuk, hal ini mungkin dipengaruhi oleh adanya perbedaan adat istiadat disetiap daerah masing-masing di jawa barat. Meskipun demikian, penggunaan bahan bangunan yang digunakan masih tetap sama, yaitu memanfaatkan bahan dari alam sekitar seperti menggunakan bahan-bahan kayu, ijuk, bambu, pelepah kelapa, dan sebagainya.

Baca juga: Bentuk-Bentuk Rumah Adat Sunda di Jawa Barat

Secara umum, desain atau rancangan pada rumah panggung dibuat sebisa mungkin agar menyatu dengan alam, karena suku sunda percaya bahwa alam merupakan suatu kekuatan yang harus dihormati serta dimanfaat dengan sebaik mungkin dalam kehidupan sehari-hari.

Rumah Panggung Menurut Pandangan Masyarakat Sunda

Rumah Panggung Masyarakat Sunda

Suku sunda memiliki kepercayaan, bahwa rumah itu memiliki aturannya tersendiri misalnya seperti dari segi tata letak, arah bangunan, dan lain sebagainya, aturan ini sudah ada dari sejak zaman dahulu.




Keberadaan rumah panggung diperkirakan berawal dari masyarakat sunda yang tinggal di daerah pegunungan atau pedesaan. Adanya rumah panggung juga diduga berdasarkan dari konsep kepercayaan masyarakat Sunda yang memegang falsafah hidup “Tri tangtu”.

“Tri” artinya tiga, sedangkan “Tangtu” artinya pasti. Sehingga pembangunan rumah panggung juga dikaitkan sebagai perwujudan dari konsep tritangtu tersebut. Tritangtu tersebut menurut suku sunda memiliki arti bahwa “Dunia dibagi menjadi 3 bagian, yakni ambu handap, ambu luhur, dan ambu tengah”.

Istilah Kata “Panggung”

Seperti dikutip dari buku yang dituli nuryanto dan ahdiat tahun 2006 yang lalu, kata panggung itu sendiri diambil dari kata “Pang” yang dalam bahasa sunda memiliki arti paling, sedangkan kata “Agung” memiliki arti tinggi atau teratas. Sehingga “Rumah Panggung” dapat diartikan sebagai rumah yang memiliki lantai diatas permukaan tanah.

Struktur Rumah Panggung

Rumah panggung biasanya memiliki atau terdapat “kolong” (kolongan imah) antara 40 sampai 60 cm, rumah jenis ini sangat mendominasi masyarakat sunda yang tinggal di daerah pegunungan, yang dalam seluruh pembuatannya berasal dari alam sekitar.

Seperti fondasi yang bertumpu pada batu, dinding yang terbuat dari anyaman bambu (bilik), bagian rangka atapnya yang ditutupi ijuk atau daun kiray, dan lantainya pun terbuat dari bambu yang dipotong-potong. Meskipun terlihat sederhana, akan tetapi bentuk bangunannya ini sangat kokoh.

Pernah terbukti, ketika beberapa kali adanya gempa di wilayah Jawa Barat, rumah-rumah panggung tradisional sunda seperti yang ada di kampung Baduy, kampung Naga, kampung Dukuh, dan kampung adat Ciptagelar kabupaten Sukabumi ini masih terlihat berdiri kuat dan tidak ada yang roboh.

Fungsi Rumah Panggung


Secara umum dilihat dari fungsinya, rumah panggung memiliki beberapa fungsi yang unik diantaranya adalah tidak akan mengganggu proses peresapan air kedalam tanah dan kolong rumah bisa berfungsi sebagai sarana sebagai oksidasi suhu ruangan sehingga udara dapat masuk dari luar kedalam yang dapat menimbulkan kehangatan ataupun kesejukan pada ruangan.

Selain itu, kolong yang terdapat pada rumah panggung juga sering difungsikan untuk menyimpan kayu bakar atau suluh dan peralatan rumah tangga lainnya, dan sebagian masyarakat juga ada yang yang memungsikan sebagai kandang ternak seperti itik, ayam, bahkan kolem ikan, dan lain-lain.

Bagian Pada Rumah Panggung

Bagian rumah panggung

Ada beberapa bagian atau istilah yang sering digunakan didalam rumah panggung, bagian ini ada yang masih digunakan dan ada juga yang sudah tidak digunakan lagi, karena dari perbedaan pemakaian bahan bangunan dan jenis bangunan rumah. Berikut adalah bagian rumah panggung jika dilihat dari denahnya.

Baca juga: Rumah Adat Jolopong dan Bentuk Suhunannya

Tepas Imah – Adalah bagian dari depan rumah panggung, biasanya bagian depan ini sering digunakan untuk kegiatan kaum laki-laki, tepas imah seperti halnya teras pada rumah yang dapat terlihat langsung dari luar. Dibagian tepas imah ini tidak ada satu pun peralatan rumah, biasanya hanya ada tikar atau samak saja.

Tengah Imah – Bagian tengah imah merupakan bagian rumah yang bersifat netral, tempat yang digunakan oleh kaum laki-laki maupun perempuan. Dalam ruangan ini biasanya terdapat dinding-dinding bilik yang membatasi antara bagian tepas imah.

Di bagian tengah Imah ini juga terdapat bagian “jobag” yakni ruangan untuk penyimpanan berbagai barang sebagai gudang, di bagian tengah rumah ini juga terdapat kamar atau “pangkeng” sebagai tempat untuk beristirahat dan tidur.

Tukang Imah – Adalah bagian paling belakang rumah yang digunakan khusus untuk perempuan sebagai bagian dapur atau “pawon” disini juga akan terdapat “tungku” atau tempat memasak. Bagian dapur juga terdiri dari goah, padaringan, panggulaan, dan hawu.

Nama-Nama Bagian Rumah Panggung Menurut Fungsinya

Nama Bagian Rumah Panggung Sunda

Selain dari 3 bagian rumah menurut denah yang sudah disebutkan diatas, ada istilah nama bagian lain dari Rumah Panggung sunda yang di bagi-bagi menurut fungsinya masing-masing diantaranya yaitu:

Golodog merupakan tangga yang terdapat pada rumah panggung, tangga-tangga ini biasanya hanya terdiri dari 2 atau 3 anak tangga saja, tangga ini terbuat dari bambu dan kayu yang fungsinya untuk menghubungkan “palupuh” atau lantai rumah dengan tanah, Glodog juga difungsikan untuk membersihkan kaki sebelum masuk ke dalam rumah.

“Golodok nyaeta tangga nu dijieun tina kayu nu fungsina ngahubungkeun palupuh jeung taneuh, golodog digunakeun keur naek atawa asup ka imah, bisa ogé jang ngabersihkeun suku saencan asup ka jero imah.”

Kolong yakni bagian ruang yang berada dibawah lantai rumah yang memiliki tinggi 40 sampai 60 cm di atas tanah, kolong ini juga bisa difungsikan sebagai kandang ternak seperti ayam, angsa, bebek, atau hanya untuk menyimpan kayu bakar (suluh).

“Kolong nyaeta bagian rohang nu aya dihandapeun imah panggung nu ilaharna sok digunakeun keur nyimpeun suluh atawa ternak sasatoan saperti hayam, bebek jeung sajabana.”

Tatapakan merupakan penahan yang paling dasar dari rumah panggung, karena pembuatan rumah panggung tidak dibuat langsung di atas permukaan tanah dengan kayu, akan tetapi menggunakan dahulu tetapakan ini, tatapakan terbuat dari batu yang diletakkan di bawah kayu.


Fungsi tatapakan adalah agar kayu menjadi lebih kokoh, awet dan tidak mudah hancur, tatapakan sendiri biasanya memiliki panjang satu meter dan tinggi setengah meter.

“Tatapakan nyaeta tempat nahan imah tnu paling dasar nu dijieuna tina batu, tatapakan fungsina pikeun nahan imah jeung supaya kayu leuwih kuat jeung awet.”

Hateup atau atap sama halnya seperti atap yang ada pada rumah kita sekarang, namun atap pada rumah panggung menggunakan bahan alami seperti ijuk, alang-alang, kirai dan sebagainya.

Hateup nyaeta bagian paling luhur imah, nu ilaharna dijian tina ijuk, kirai jeung sajabana.

Tihang adalah bagian terpenting dalam rumah panggung, karena ini berperan sebagai penyangga bagian atap rumah, tihang dibuat dari kayu yang berfungsi juga untuk menempelkan dinding rumah (bilik) dan sebagai tihang suhunan, tihang untuk atap yang lebih kecil di sebut emper, sedangkan tihang utama yang lebih besar disebut sasaka.

Tihang nyaeta kayu nu bentukna segi opat nu fungsina jang nyangga hateup sarta bagian-bagian imah laina nu fungsina paragi nempelken bilik.

Dinding yaitu bagian tembok pada rumah yang berperan sebagai penyekat ruangan-ruangan pada rumah panggung, bahan dinding dari rumah panggung yaitu dari anyaman bambu, masyarakat sunda biasa menyebutnya dengan nama “bilik”.

“Dinding nyaeta bagian jang paragi nyekat rohangan imah, nu fungsina keur ngabagi-bagi rohangan, dinding imah panggung dijieuna tina awi nu di anyam nu disebut bilik. Sedengkeun nu dijieun tina kayu disebut gebyog”

Palupuh atau talupuh adalah lantai rumah yang terbuat dari bahan bilah kayu atau bambu, sebagai pemiasah antara kolong dengan ruangan, bilah atau potongan kayu yang di pasang diatas balok atau bambu disebut dengan darurung.

“Palupuh atawa talupuh nyaéta lantéy imah panggung anu dijieun tina awi atawa kayu, nu fungsina jang misahkeun kolong jeng rohangan imah.”

Nama Bagian Rumah Lainya

Panto atau panto dibuat berbentuk persegi panjang yang terbuat dari kayu untuk keluar dan masuknya orang, ukuran pintu disesuaikan seusai dengan keinginan. Jandela Jalosi terbuat dari papan yang disusun-susun, Jandela jalosi sama halnya dengan jendela biasa yang berfungsi sebagai sirkulasi udara pada rumah panggung sunda.

Ampig adalah bagian atas dari dinding depan rumah yang berfungsi sebagai menutup bagian depan dan belakang pada rangka atap. Ampig adalah dinding yang terbuat dari kayu atau bambu. Paparan yaitu langit-langit pada atap yang menempel pada tiang-tiang yang terpisah dari dinding, paparan terbuat dari bambu atau dari papan kayu.

Suhunan adalah rangka pada rumah panggung yang terbuat dari sebilah kayu atau balok, suhunan ini terbentang dari ujung ke ujung atas rumah fungsinya sebagai tempat dudukan wulung atau atap genting.

Pananggeuy berfungsi sebagai tempat dudukan darurung dan palupuh yang terletak di bagian rumah sebagai penghubung dan penahan pada tihang. Darurung fungsinya untuk menahan palupuh juga sebagai media untuk menempelkan paparan, darurung terbuat dari bambu utuh atau bisa juga dari kayu. Darurung yang terpasang dipinggir badan rumah disebut Paneer.

Pada bagian rumah panggung sebenarnya memiliki banyak sekali istilah atau nama bagian-bagian rumahnya. Seperti bagian lain yang tidak disebutkan diatas misalnya: linear, saroja atau garde, balandar, kuda-kuda, usuk, ereng, pamikul atau  panglari, pangheret, sisiku, dan sebagainya.

Nah, mungkin itu saja sekilas pembahasan mengenai rumah panggung sunda, baik itu sejarahnya, keunikan, pandangan masyarakat, struktur rumah, fungsi, serta bagian-bagian dari rumah panggung tradisional sunda.