Ini Adalah Sajak Sunda Yang Pertama Kali di Tulis Tahun 1946

Basasunda.comKis Ws. atau yang bernama lengkap kiswa wiriasasmita merupakan pengarang atau penulis pertama kali karya sajak dalam bahasa sunda, sehingga beliau di juluki sebagai bapaknya sajak sunda.

Namun kenapa Kis Ws. lebih dianggap sebagai bapaknya sajak sunda? Hal ini disebabkan karena beliau lah yang pertama kali yang mengarang dan menulis sajak sunda pada tahun 1946 atau lebih tepatnya pada bulan juli di rumah sakit cideres, kota majalengka.

Selain itu, Kadir Tisna Soedjana (KTS) juga dianggap sebagai pemulai dalam penulisan sajak dalam bahasa sunda yang menjadikan sajak sunda menjadi lebih populer dan dikenal.

Sedangkan beliau mulai menulis dan mengumumkan karya sajak sundanya pada tahun 1949 dalam surat kabar sipatahoenan, berarti selisih 3 tahun dengan Kis Ws.

Sedangkan Sajak pertama karya Kis Ws yang ditulis ini diberi judul “Ilangna Mustika” atau jika diartikan ke dalam bahasa indonesianya berarti “Hilangnya Mustika” yang ditulisnya pada tahun 1946.

Berikut dibawah ini adalah sajak karya Kis Ws. tersebut, mari kita baca bersama-sama sajak bahasa sunda yang pertama kali dikarangnya ini.

ILANGNA MUSTIKA Sajak Pertama Kali Yang di Tulis Kis Ws. Bahasa Sunda

“ILANGNA MUSTIKA” Karya Kis Ws.

Lebah ieu puseur bumi
nu kamari gonjing ku lini
ayeuna ngaplak sagara motah
tineung mumbul seah ngagalura

Jerit aral diajam maratan mega
kalah mendal neunggar cakrawala
aya pamayang kaalunkeun ka basisir
rubuh bari teu kendat kukubuk
ka nu nyiptakeun laut

Angin lirih dina seta-seta dikir
ngendat sakedep lacak nu ilang
beurang teu aya nu langgeng
peuting teu saendeng-endeng
ngarusapan ngagerihan kuma’ urang

Di teluk liuh
subuh parahu balabuh
ki pamayang ayem ngaharewos alon
beurang-peuting anu urang
sagala-gala keur urang
ayeuna kula narima
sakabehna!

Cideres, Juli 1946

Baca juga: Kumpulan Contoh Sajak Bahasa Sunda Pilihan Lengkap!

Nah itulah, sajak sunda yang di karang pertama kali oleh Kis Ws. Sedangkan yang memperjuangkan keberadaan karya sajak di tatar sunda sendiri adalah Wahyu Wibisana beliau yang pertama menulis artikel seputar sajak sunda dalam majalah “Warga” serta di muat juga dalam surat kabar “Sipatahoenan” pada tahun 1955.

Sehingga Wahyu wibisana bersama para pemuda lainnya seperti Rukasah, Kusnadi, Edi Tarmidi, E. Permana, Haao’an Wangsaendjaja, dan lainnya dianggap sebagai pejuang hidupnya sajak bebas dalam bahasa sunda saat itu.

Sebenarnya sejarah sajak dalam kebudayaan sunda sendiri dulu tidak familiar, bahkan sajak atau puisi ini di tolak oleh masyarakat sunda terutama oleh sesepuh sunda. Beliau beranggapan sastra ini merupakan pengaruh sastra asing, tidak sesuai dengan etika, susah diartikan, tidak ada patokan khusus, dan lain sebagainya.

Baca juga: Contoh Puisi Bahasa Sunda, Singkat Pendek 1, 2 Bait dan Artinya

Namun, seiring berjalannya waktu para pemuda membantah alasan tersebut, hingga menimbulkan polimik selama hampir 5 tahun antara pro dan kontra diterima tidaknya sajak atau puisi sunda dalam hasanan sastra sunda.

Puncaknya polimik tersebut berakhir saat wahyu wibisana menulis artikel mengenai sajak dalam majalah dan surat kabar tersebut.

Leave a Comment