Close
Scroll to Continue With Content

9 Pribahasa Bahasa Sunda TRADISIONAL Warisan Kolot Baheula!

9 Pribahasa Bahasa Sunda TRADISIONAL Warisan Kolot Baheula!

Pribahasa Sunda TRADISIONAL Warisan Kolot Baheula

Dalam

1. “Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke, aya ma beuheula aya tu ayeuna, hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna. Hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana watang. Hana ma tunggulna aya tu catangna.”

Artinya: Ada dahulu ada juga sekarang, bila tidak ada dahulu maka tidak akan ada sekarang, karena adanya masa silam maka ada masa kini, bila tidak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada batangnya. Intinya segala sesuatu pasti ada sebab serta akibatnya.

2. “Kawas gula eujeung peueut” Artinya: hidup harus rukun dan saling menyayangi, tidak boleh berselisih.

3. “Mulah marebutkeun balung tanpa eusi” Artinya: jangan memperebutkan perkara yang tidak ada gunanya sama sekali.

4. “Mulah ngaliarkeun taleus ateul” Artinya: jangan pernah menyebarkan perkara yang bisa menimbulkan keburukan dan keresahan.

5. “Mulah nyolok panon buncelik” Artinya: jangan berbuat sesuatu di hadapan orang lain dengan maksud untuk mempermalukannya.

6. “Buruk-buruk papan jati” Artinya: berapapun besar kesalahan saudara atau sahabat kita, mereka tetap saudara kita.

7. “Kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mupakat ka balareya” Artinya: harus menjunjung tinggi hukum, berpijak kepada ketentuan negara, dan bermupakat kepada kehendak rakyat.

8. “Bengkung ngariung bongkok ngaronyok” Artinya: bersama-sama dalam suka dan duka.

9. “Nyuhunkeun bobot pangayon timbang taraju” Artinya: memohon pertimbangan dan kebijaksanaan yang seadil-adilnya, memohon ampun.

Baca Juga:

Advertisement

Scroll to Continue With Content

Comments are closed.