Translate Indonesia ke Sunda Lemes Panduan Lengkap

Diposting pada

translate indonesia ke sunda lemes – Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang kaya akan tata krama dan tingkat kesopanan dalam penggunaannya. Salah satu tingkatan bahasa Sunda yang sering di gunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau di hormati adalah bahasa lemes. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang cara menerjemahkan bahasa Indonesia ke Sunda lemes, termasuk contoh-contoh dan penjelasan mengenai beberapa ungkapan penting.

Bahasa Lemes Sunda Ada Berapa?

Bahasa Sunda di kenal memiliki beberapa tingkatan bahasa atau yang sering disebut dengan undak-usuk basa. Tingkatan ini di gunakan sesuai dengan situasi dan kepada siapa kita berbicara. Tingkatan bahasa ini antara lain:

  1. Bahasa Kasar: Di gunakan dalam situasi informal atau kepada seseorang yang sebaya.
  2. Bahasa Sedeng (Loma): Di gunakan dalam situasi yang lebih formal, namun tetap santai.
  3. Bahasa Lemes: Di gunakan saat berbicara dengan orang yang di hormati, seperti orang tua atau atasan.

Bahasa lemes sendiri di bagi menjadi beberapa subtingkatan berdasarkan tingkat kesopanan yang lebih halus lagi. Penggunaannya sangat penting dalam menjaga hubungan baik dan menunjukkan rasa hormat.

Apa Saja Contoh Bahasa Sunda?

Bahasa Sunda memiliki banyak kata dan ungkapan yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh kata dalam bahasa Sunda yang umum di gunakan:

  1. Mangan (Makan) – Dalam bahasa lemes: “Neda”
  2. Ngomong (Bicara) – Dalam bahasa lemes: “Nyarios”
  3. Pindah (Pindah) – Dalam bahasa lemes: “Mios”
  4. Tidur (Tidur) – Dalam bahasa lemes: “Kulem”

Penggunaan kata-kata ini tergantung pada situasi dan kepada siapa kita berbicara. Misalnya, kata “mangan” lebih sering digunakan dalam situasi santai, sementara “neda” digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati.

Kosakata Dasar

Berikut adalah beberapa kosakata dasar dalam bahasa Sunda yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari:

  • Naon: Apa
  • Kunaon: Kenapa
  • Saha: Siapa
  • Kumaha: Bagaimana
  • Iraha: Kapan
  • Kamana: Ke mana
  • Timana: Dari mana
  • Sabaraha: Berapa

Kalimat Sederhana

  • Abdi bade ka pasar. (Saya mau ke pasar.)
  • Naon nu bade didamel? (Apa yang mau dibuat?)
  • Kumaha kabarna, Kang? (Bagaimana kabarmu, Kang?)
  • Iraha anjeun sumping ka dieu? (Kapan kamu datang ke sini?)

Ungkapan dan Peribahasa

  • Sok sanes: Tidak apa-apa
  • Hatur nuhun: Terima kasih
  • Mangga, punten: Silakan, permisi
  • Tong kitu: Jangan begitu
  • Kudu dijaga: Harus dijaga

Contoh Teks Singkat

  • “Aduh, lapar pisan. Hayu urang ka warung meuli gorengan jeung teh manis.” (Aduh, lapar sekali. Ayo kita ke warung membeli gorengan dan teh manis.)

Contoh Percakapan

A: Kumaha damang, Kang?B: Alhamdulillah, sae. Kang, bade ka mana?A: Bade ka kota, aya urusan.B: Oh, kitu. Hatur nuhun.

Contoh Bahasa Sunda Apa Kabar?

Dalam bahasa Indonesia, kita biasa menyapa dengan “Apa kabar?” ketika bertemu dengan seseorang. Dalam bahasa Sunda, sapaan ini juga memiliki beberapa varian tergantung pada tingkat kesopanan:

  1. Kumaha damang? – Ini adalah bentuk sapaan yang paling umum dan bisa digunakan dalam situasi yang cukup formal.
  2. Kumaha kaayaan? – Digunakan dalam situasi yang lebih resmi, biasanya saat bertanya kepada seseorang yang lebih tua atau dihormati.
  3. Sae, sanes? – Bentuk ini lebih sopan dan biasanya digunakan saat berbicara dengan orang yang sangat dihormati.

Sapaan “Kumaha damang?” adalah yang paling sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi untuk situasi yang lebih formal atau dengan orang yang sangat dihormati, “Kumaha kaayaan?” lebih di sarankan.

Teu Sawios Itu Apa?

Ungkapan “Teu Sawios” sering di gunakan dalam bahasa Sunda, khususnya dalam percakapan yang melibatkan ungkapan terima kasih. Secara harfiah, “Teu Sawios” berarti “Tidak apa-apa” atau “Tidak masalah” dalam bahasa Indonesia. Ungkapan ini sering di gunakan sebagai balasan setelah seseorang mengucapkan terima kasih.

Misalnya:

  • Orang 1: “Hatur nuhun pisan, Pak.”
  • Orang 2: “Teu sawios, sami-sami.”

Dalam konteks ini, “Teu Sawios” di gunakan untuk menunjukkan bahwa bantuan atau tindakan yang di berikan bukanlah beban dan di lakukan dengan ikhlas. Ungkapan ini memperlihatkan sikap rendah hati dan ketulusan.

Apakah Hatur Nuhun Sopan?

“Hatur Nuhun” adalah salah satu ungkapan dalam bahasa Sunda yang berarti “Terima kasih” dalam bahasa Indonesia. Ungkapan ini sangat sopan dan biasanya di gunakan dalam situasi formal atau ketika berbicara dengan seseorang yang lebih tua atau di hormati.

Meskipun ada variasi lain seperti “Nuhun” yang lebih santai, “Hatur Nuhun” memberikan kesan lebih hormat dan menunjukkan kesopanan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penggunaan “Hatur Nuhun” sangat di anjurkan dalam situasi yang membutuhkan kesopanan ekstra, seperti berbicara dengan orang tua, guru, atau atasan.

Sebagai contoh:

  • Orang 1: “Abdi tos nampi bantosan ti Bapak, hatur nuhun.”
  • Orang 2: “Sami-sami, teu sawios.”

Dalam percakapan ini, “Hatur Nuhun” menegaskan rasa terima kasih yang tulus dan sopan dari pembicara.

contoh kata bahasa sunda lemes beserta artinya

Berikut adalah beberapa contoh kata dalam bahasa Sunda lemes beserta artinya dalam bahasa Indonesia:
  1. Neda – Makan
  2. Nyarios – Bicara
  3. Mios – Pergi/Pindah
  4. Kulem – Tidur
  5. Hatur Nuhun – Terima Kasih
  6. Mangga – Silakan
  7. Punapi – Bagaimana
  8. Candak – Ambil
  9. Nyuhunkeun – Meminta/Mohon
  10. Sumangga – Silakan/Monggo
  11. Ngiring – Mengikuti
  12. Ngadamel – Membuat
  13. Manggih – Bertemu
  14. Wios – Boleh
  15. Angkat – Pergi

Kata-kata ini di gunakan dalam konteks yang membutuhkan kesopanan tinggi, seperti saat berbicara dengan orang yang lebih tua, orang tua, atau dalam situasi yang sangat formal.

Kesimpulan

Oleh karena itu Basasunda membuat artikel ini. Bahasa Sunda, dengan keragaman tingkatannya, mencerminkan kekayaan budaya dan nilai-nilai sosial yang di junjung tinggi oleh masyarakat Sunda. Bahasa lemes, sebagai salah satu tingkatan bahasa yang paling halus, bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga sarana untuk menjaga kehormatan, memperkuat hubungan sosial, dan mengekspresikan rasa hormat yang mendalam kepada sesama. Dalam proses menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda lemes, di perlukan pemahaman yang mendalam mengenai konteks sosial, budaya, dan tata krama yang berlaku.

Penggunaan bahasa lemes yang tepat menunjukkan kebijaksanaan dalam berkomunikasi, serta kepekaan terhadap norma-norma yang berlaku dalam interaksi sosial. Misalnya, ungkapan-ungkapan seperti “Teu Sawios” dan “Hatur Nuhun” bukan hanya sekadar terjemahan literal, melainkan juga mengandung makna yang lebih dalam terkait dengan nilai-nilai kesopanan, kerendahan hati, dan ketulusan.

Dalam dunia yang semakin global dan dinamis, pelestarian bahasa dan budaya lokal seperti bahasa Sunda menjadi semakin penting. Bahasa Sunda, khususnya bahasa lemes, bukan hanya sekadar warisan budaya yang harus di jaga, tetapi juga cermin dari identitas dan jati diri masyarakat Sunda. Oleh karena itu, memahami dan menggunakan bahasa lemes secara tepat bukan hanya tentang mengikuti aturan linguistik, tetapi juga tentang menghargai dan melestarikan warisan budaya yang telah di wariskan oleh leluhur.

Dengan demikian, penerapan bahasa Sunda lemes dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya akan memperkaya komunikasi antarindividu, tetapi juga akan memperkuat ikatan sosial dan menjaga keberlanjutan budaya Sunda di tengah arus modernisasi. Semoga pembahasan ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang pentingnya bahasa lemes dan mendorong kita semua untuk terus mempelajari serta menggunakannya dengan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *