Close
Scroll to Continue With Content

ijab kabul bahasa sunda

ijab kabul bahasa sunda

Ijab Kabul dalam Tradisi Perkawinan Bahasa Sunda

Pernikahan merupakan salah satu momen sakral yang dihormati dalam berbagai budaya di Indonesia, termasuk di Jawa Barat yang kaya akan tradisi. Salah satu ritual penting dalam prosesi pernikahan di sana adalah “ijab kabul bahasa Sunda”.  Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna, proses, serta nilai-nilai yang terkandung dalam ritual ijab kabul dalam konteks budaya Sunda.

Makna dan Filosofi Ijab

Ijab kabul bahasa Sunda bukan sekadar formalitas hukum semata, tetapi juga mengandung makna filosofis yang dalam. Kata “ijab” berasal dari bahasa Arab yang berarti tawaran atau penawaran, sementara “kabul” berarti persetujuan atau penerimaan.

Ritual ijab kabul bahasa Sunda tidak hanya sekadar formalitas untuk memenuhi syarat hukum, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan spiritual antara kedua keluarga yang akan bersatu. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya persetujuan dan kesepakatan dalam membangun hubungan yang harmonis dalam masyarakat Sunda.

Proses Ijab Kabul

Proses ijab kabul bahasa Sunda dimulai dengan ucapan dari pihak calon pengantin pria (waliniku) kepada calon pengantin wanita (waliniku).  Selanjutnya, sang wanita memberikan persetujuannya sebagai tanda penerimaan terhadap tawaran tersebut.

Kesaksian mereka dalam ijab kabul bahasa Sunda menjadi bukti bahwa pernikahan tersebut tidak hanya menjadi hubungan antara dua individu, tetapi juga antara dua keluarga dan komunitas yang lebih luas.

Tata Cara Ijab 

Prosesi ijab kabul dalam pernikahan biasanya dilangsungkan di hadapan penghulu, keluarga, dan para saksi. Berikut tata cara umum ijab kabul bahasa Sunda:

  1. Pembukaan: Penghulu membuka acara dengan membaca basmalah dan menyampaikan khutbah nikah.
  2. Ijab: Wali nikah mempelai perempuan mengucapkan ijab dengan menyebutkan nama mempelai perempuan, maskawin, dan ijab kabulnya.
  3. Kabul: Mempelai laki-laki mengucapkan kabul dengan menyatakan penerimaan atas ijab yang diucapkan wali nikah.
  4. Penutup: Penghulu menyampaikan nasihat pernikahan dan mendoakan kebahagiaan bagi kedua mempelai.

Contoh Ijab Kabul 

Berikut contoh ijab kabul yang sering digunakan:

Ijab:

Bismillahirrahmanirrahim. Anjau nikahkan jeung kawinkeun anjeun (nama mempelai laki-laki) ka (nama mempelai perempuan), anak kandung Bapak (nama ayah mempelai perempuan), kalayan maskawin emas (jumlah emas) gram dibayar tunai.

Kabul:

Kulo terima nikah (nama mempelai perempuan) putrì Bapak (nama ayah mempelai perempuan), kalayan maskawin emas (jumlah emas) gram dibayar tunai.

Maskawin dalam Ijab Kabul

Maskawin adalah pemberian wajib dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan sebagai tanda kasih sayang dan penghormatan. Dalam adat Sunda, maskawin biasanya berupa emas, namun bisa juga berupa harta benda lain sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Ritual Ijab Kabul

  1. Kesepakatan dan Persetujuan: Menunjukkan pentingnya kesepakatan dan persetujuan dalam membangun hubungan yang harmonis.
  2. Pengakuan Keluarga dan Masyarakat: Menyatukan dua keluarga dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.
  3. Komitmen dan Tanggung Jawab: Menggarisbawahi komitmen untuk saling mendukung dan bertanggung jawab satu sama lain dalam kehidupan pernikahan.
  4. Kehormatan dan Keterbukaan: Memperlihatkan kehormatan dan keterbukaan antara kedua belah pihak dalam mengambil langkah besar menuju pernikahan.

Kesimpulan

Dengan demikian, ijab kabul bukan hanya sekadar serangkaian kata-kata atau prosesi formal, tetapi mencakup makna yang dalam dalam mempersatukan dua individu dalam ikatan pernikahan yang sah menurut ajaran agama dan budaya setempat. Ritual ini mengandung nilai-nilai persetujuan, komitmen, dan pengakuan yang tidak hanya mengikat antara dua individu, tetapi juga antara kedua keluarga yang akan bersatu. Dalam konteks yang lebih luas, ijab kabul engajarkan tentang pentingnya menjalin hubungan dengan dasar kesepakatan dan saling menghormati, yang menjadi pondasi kuat bagi kelangsungan hidup rumah tangga yang bahagia dan harmonis di tengah-tengah masyarakat yang kaya akan nilai-nilai budaya dan spiritual.

Advertisement

Scroll to Continue With Content

Comments are closed.